Peneliti Harvard Kembangkan Baterai Solid-State dengan Fast Charging

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Para peneliti di Universitas Harvard sedang berusaha mengembangkan terobosan barunya berupa teknologi baterai solid-state dengan kemampuan fast charging.

Temuan terbaru dari para peneliti di Universitas Harvard ini telah resmi dipublikasikan dalam edisi terbaru Nature Material, menurut informasi dari Gizmochina.

Lebih lanjut, dokumen tersebut memperlihatkan bahwa baterai solid-state dapat dikembangan agar dapat terisi penuh dalam waktu 10 menit dengan fitur fast charging.

BACA JUGA:

Penelitian terhadap baterai logam lithium ini dilakukan di Harvard’s John A. Paulson School of Engineering and Applied Sciences (SEAS). Penulis artikel penelitian ini bernama Xin Li, seorang Associate Professor of Materials Science di SEAS.

Baterai yang dikembangkannya ini diperkirakan akan memiliki kemampuan siklus pengisian daya hingga sebanyak 6.000 kali. Ini lebih banyak jika dibandingkan jenis sel baterai lainnya.

Para peneliti menganggap bahwa baterai dengan material anoda logam litium adalah pilihan terbaik karena memiliki kapasitas sepuluh kali lipat lebih baik dari anoda grafit komersial dan secara signifikan dapat meningkatkan jarak tempuh dari kendaraan listrik.

Peneliti tersebut juga menegaskan bahwa penemuannya dapat menandai langkah penting menuju baterai solid-state yang lebih praktis dengan dampak yang besar untuk aplikasi industri dan komersial

Meski begitu, pembentukan dendrit di permukaan anoda menjadi tantangan besar dalam pengembangan baterai solid-state berteknologi fast charging ini. Karena, hal ini bisa membuat tumpukan di permukaan litium dan tumbuh seperti akar ke dalam elektrolit.

Pertumbuhan tersebut bisa merusak penghalang yang memisahkan anoda dan katoda, sehingga mengakibatkan adanya arus pendek atau kemungkinanan terburuknya, terjadi kebakaran.

Lebih lanjut, tim peneliti merancang baterai multi-lapisan ini dengan mengapit bahan berbeda dengan stabilitas berbeda pula antara anoda dan katoda. Desain yang sudah dikembangkan sejak tahun 2021 ini mencegah penetrasi dendrit litium, meskipun tidak menghentikan pertumbuhannya.

Lalu, pengembangan yang dilakukan tim peneliti Harvard telah berhasil mencegah pembentukan dendrit dengan menggunakan partikel silikon yang punya ukuran mikron di anoda untuk membatasi reaksi pada permukaan yang dangkal tanpa harus melakukan penetrasi lebih jauh.

Sel baterai yang dikembangkan ini pun mempertahankan sebanyak 80% kapasitasnya setelah melewati 6.000 siklus pengisian. Teknologi ini akan dilisensikan kepada Adden Energy oleh Kantor Pengembangan Teknologi Harvard.

Adden Energy sendiri adalah cabang dari kegiatan penelitian di Harvard dan juga didirikan oleh Xin Lia bersama 3 orang lainnya, yang mana semuanya alumni Universitas Harvard.

BACA JUGA:

Teknologi ini juga ditingkatkan untuk membuat baterai smartphone yang jauh lebih besar, dibandingkan cell pocket battery. Yang perlu dicatat adalah dalam pengembangan baterai solid-state menjadi produk komersial masih banyak tantangan yang bersifat dinamis yang harus dihadapi para peneliti. [FY/IF]

23 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI