Telset.id, Jakarta – Menonton tayangan video YouTube yang memiliki kecepatan pemutaran 30 FPS di komputer 8-bit adalah sesuatu yang mustahil. Tapi seorang bernama Thorbjörn Jemander bisa membuat hal itu menjadi mungkin dengan cara “menyulap” komputer jadul Commodore 64 (C64) yang menggunakan teknologi 8-bit. Kok bisa?
Komputer Commodore 64 8-bit sangat populer di masanya, sekitar tahun 80an. Tapi untuk menggunakannya di era sekarang, komputer itu sudah sangat jadul (ketinggalan zaman).
Komputer Commodore 64 8-bit dikembangkan oleh perusahaan bernama Commodore International pada Agustus 1982. Artinya, PC desktop jadul itu sudah berusia 40 tahun.
Commodore 64 8-bit disebutkan berhasil terjual lebih dari 12 juta unit di seluruh dunia. Hal ini membuktikan bahwa PC dekstop 8-bit itu sangat populer saat itu, sebagai komputer rumah.
Jika melacak sejarahnya, Commodore International sebenarnya didirikan pada tahun 1958, jauh sebelum Commodore 64 dibuat. Commodore menjadi salah satu perusahaan yang ikut “bertanggung jawab” atas revolusi komputer pribadi/ PC pada akhir 70-an dan awal 80-an.
BACA JUGA:
- 35 Tahun Lalu, Virus Pertama Komputer Serang Apple II
- Komputer Bersejarah Apple-1 Terjual Rp 5,5 Miliar
Karena seperti diketahui, pada tahun 1977 Commodore merilis komputer PET (Personal Electronic Transactor), salah satu komputer pribadi atau rumah generasi awal. Bicara teknologinya, tentu sangat ketinggalan zaman dibandingkan komputer sekarang.
Meski begitu, PET dibanderol dengan harga yang sangat mahal, yakni seharga US$ 3.500 atau setara Rp 52 jutaan saat diperkenalkan 45 tahun yang lalu.
Seperti Telset kutip dari Gizmodo, adalah seorang bernama Thorbjörn Jemander yang punya ide “nyeleneh” untuk mencoba bisa nonton tayangan video YouTube di komputer berusia 40 tahun itu.
Thorbjörn Jemander berhasil memperoleh Commodore PET 600 yang ternyata adalah model Commodore 8296 SK yang sangat langka. Penggunaan nama SK mengacu kepada keyboard terpisah yang dapat dilepas.
Fitur paling khas dari PC jadul ini adalah layar CRT berwarna hijau terang monokromatik dengan kemampuan untuk menampilkan kisi-kisi karakter berukuran 80×25. Untuk standar layar saat ini, CRT berwarna hijau terang monokromatik jelas jelek untuk dilihat.
Jemander kemudian merasa penasaran, apakah dia bisa menonton video YouTube di PC desktop generasi awal itu? Sudah pasti hal itu sangat tidak mudah, mengingat teknologi yang diusung C64 masih sangat kuno untuk bisa memutar video YouTube.
Tidak hanya layar PET 600 yang masih sangat terbatas hanya bisa untuk menampilkan karakter (huruf, angka, tanda baca, dll.), tetapi mesin di belakangnya juga masih sangat lambat.
Jangankan memutar video YouTube dengan kualitas gambar 30 FPS, PC ini bahkan masih membutuhkan waktu beberapa detik untuk dapat memuat dan menampilkan daftar file atau data lainnya.
Jadi, hampir mustahil atau tidak ada kemungkinan aplikasi YouTube dapat dikembangkan untuk Commodore BASIC yang dijalankan oleh PET 600. Jemander harus memutar otak dan menempuh jalan yang panjang untuk mewujudkan ide nyelenehnya itu.
BACA JUGA:
- Commodore 64 Retro Dirilis Ulang pada Desember 2019
- Komputer Jadul Apple II Ditemukan Simpan “Harta Karun”
Jemander tidak patah semangat. Dia kemudian menciptakan kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak yang ia namakan BlixTerm. Perangkat ini berbentuk kartrid yang terhubung ke salah satu port ekspansi PET 600 di bagian belakang.
Di dalam kartrid terdapat Raspberry Pi Zero 2 W yang terhubung ke YouTube melalui Wifi, memuat video yang diminta, dan kemudian mengubah aliran skala abu-abu 640×200 menjadi kisi 80×25 karakter ASCII dari ROM internal PET.
Kartu antarmuka kedua memuat bingkai yang dihasilkan dari Raspberry Pi ke dalam memori video PET, yang merupakan hambatan proses mengingat daya pemrosesan PC jadul yang masih sangat terbatas. Tetapi melalui pengoptimalan, Jemander akhir berhasil mencapai kecepatan pemutaran 30 FPS yang dapat ditonton.
Menonton video YouTube yang kualitas gambar 30 FPS di PC desktop 8-bit memang jauh dari kata nyaman di mata. Tetapi fakta bahwa hal itu dapat dilakukan, tentu saja sangat mengesankan. Jemander akhirnya berhasil mewujudkan ide nyelenehnya untuk menonton YouTube di komputer berusia 45 tahun pun bisa menjadi kenyataan.