NASA telah meluncurkan teleskop SPHEREx (Spectro-Photometer for the History of the Universe, Epoch of Reionization, and Ices Explorer) ke luar angkasa pada 12 Maret 2025. Teleskop ini dibawa oleh roket Falcon 9 milik SpaceX dari sebuah landasan peluncuran di California. Misi SPHEREx adalah menciptakan peta 3D dari seluruh langit dalam waktu dua tahun, dengan tujuan memetakan lebih dari 450 juta galaksi dan 100 juta bintang di Bima Sakti.
Peluncuran dan Orbit SPHEREx
SPHEREx berhasil mencapai orbit rendah Bumi setelah terpisah dari kendaraan SpaceX pada pukul 12.00 waktu Timur (EST). Teleskop ini akan mengorbit Bumi setiap 98 menit, memungkinkannya untuk memindai langit dalam sudut 360 derajat menggunakan cahaya optik dan inframerah dekat. Dengan pergerakan Bumi mengelilingi Matahari, SPHEREx akan mampu memetakan seluruh langit dalam waktu enam bulan. Misi ini dirancang untuk mengulangi proses ini setiap enam bulan selama dua tahun.
Teknologi Canggih di Balik SPHEREx
SPHEREx dilengkapi dengan teknologi spektroskopi yang memisahkan cahaya inframerah dari bintang dan galaksi menjadi 102 warna individu. NASA menggambarkan proses ini seperti prisma yang membelah sinar matahari menjadi pelangi. Dengan menganalisis warna-warna ini, para ilmuwan dapat mempelajari komposisi objek langit dan menentukan jarak galaksi dari Bumi. Data yang dikumpulkan SPHEREx diharapkan dapat memberikan wawasan baru tentang peristiwa setelah Big Bang dan bukti inflasi kosmik, yaitu ekspansi cepat alam semesta awal.
Misi Pendamping: PUNCH
Selain SPHEREx, NASA juga meluncurkan empat satelit mikro PUNCH (Polarimeter to Unify the Corona and Heliosphere). Satelit-satelit ini akan mengorbit secara sinkron dengan Matahari dan bertugas memetakan korona Matahari dengan mengambil gambar cahaya putih terpolarisasi. Data yang dikumpulkan PUNCH akan membantu para ilmuwan memahami bagaimana korona Matahari berubah menjadi angin surya, yang dapat memengaruhi cuaca antariksa dan satelit yang mengorbit Bumi.
Proses Persiapan SPHEREx
Setelah peluncuran, SPHEREx akan melepaskan penutup pelindung lensa teleskopnya dalam empat hari. Operasi ilmiah resmi akan dimulai dalam waktu lebih dari sebulan, setelah suhu teleskop mencapai kondisi optimal. Selama misinya, SPHEREx akan terus mengumpulkan data yang berharga untuk komunitas ilmiah internasional.
Dampak Misi SPHEREx bagi Sains
Misi SPHEREx diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam bidang astronomi dan kosmologi. Dengan memetakan langit dalam 3D, teleskop ini akan membantu para ilmuwan memahami struktur alam semesta, evolusi galaksi, dan proses pembentukan bintang. Selain itu, data dari SPHEREx dapat menjadi kunci untuk menjawab pertanyaan mendasar tentang asal-usul alam semesta dan mekanisme inflasi kosmik.
Kesimpulan
Peluncuran SPHEREx menandai langkah besar dalam eksplorasi antariksa. Dengan teknologi canggihnya, teleskop ini tidak hanya akan memetakan langit secara detail tetapi juga membuka pintu bagi penemuan-penemuan baru tentang alam semesta. Misi ini juga menunjukkan kolaborasi yang kuat antara NASA dan SpaceX dalam memajukan sains dan teknologi antariksa.