Korsel Manfaatkan Teknologi AI untuk Lacak Pasien Covid-19

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Tiap negara memiliki cara yang berbeda untuk menangani pandemi Covid-19. Korea Selatan misalnya, memanfaatkan teknologi pengenalan wajah berbasis AI atau keceradasan buatan untuk melacak mobilitas pasien yang terindikasi positif Covid-19.

Dilansir Telset dari Mashable pada Rabu (15/12/2021), sistem AI ini didukung oleh 10.820 kamera CCTV yang tersebar di semua penjuru. Nantinya kamera akan melacak pergerakan setiap pasien Covid-19, serta siapa saja yang melakukan kontak dengan mereka.

Selain melacak pergerakan pasien Covid-19, sistem pengenalan wajah juga akan memantau masyarakat yang mengenakan masker atau tidak ketika beraktivitas di luar rumah.

Tujuan diterapkannya sistem untuk mengurangi ketegangan antara masyarakat dengan tim pelacakan, sekaligus meningkatkan efisiensi kerja tim pelacak. Pasalnya selama ini dibutuhkan sekitar 30 menit hingga 1 jam untuk mengusut mobilitas 1 orang pasien.

Baca juga: Robot jadi Satgas Covid-19 di Singapura

Namun, dengan teknologi pengenalan wajah berbasis AI, 10 orang dapat diawasi gerak-geriknya secara bersamaan hanya dalam waktu 5 hingga 10 menit. Selain itu jumlah tim satgas Covid-19 menjadi lebih sedikit yaitu hanya 10 orang untuk mengoperasikan sistem bertenaga AI.

Dengan teknologi AI, pasien Covid-19 juga tidak bisa lagi berbohong mengenai mobilitas mereka karena sudah bisa dipantau di kamera CCTV. Proyek ini akan dilakukan pada Januari 2022 di Kota Bucheon, Korea Selatan.

Menurut walikota Buncheon, Jang Deog-cheon, kota yang ia pimpin merupakan salah satu kota terpadat di Korea Selatan dengan penduduk lebih dari 800 ribu jiwa. Deong-cehon optimis teknologi pengenalan wajah berbasis AI, mampu melacak mobilitas pasien dengan lebih cepat.

“Kadang-kadang dibutuhkan jam untuk menganalisis rekaman CCTV tunggal. Menggunakan teknologi pengenalan visual yang akan memungkinkan bahwa analisis dalam sekejap,” tuturnya.

Proyek ini menelan biaya sebesar USD 1,7 juta atau Rp 24,3 miliar yang berasal dari pemerintah Korea Selatan serta pemerintah kota Buncheon.

Sistem Pelacakan Pasien Covid-19 Berbasis AI Dikritik

Sistem Pengenalan Wajah Pasien Covid-19

Akan tetapi, penerapan sistem pengenalan wajah untuk melacak pasien Covid-19 dikritik oleh pendukung hak asasi manusia dan anggota parlemen di Korea Selatan.

Menurut anggota parlemen oposisi, Park Dae-chul, program merupakan pemborosan anggaran serta melanggar hak privasi rakyat Korea Selatan.

“Rencana pemerintah untuk menjadi yang memantau seluruh aktivitas warga dengan dalih Covid-19 adalah ide neo-totaliter,” kata Park Dae-chul.

Baca juga: 10 Situs untuk Bantu Pasien Covid-19

Apalagi terdapat peraturan di mana sistem akan tetap melacak pasien Covid-19 walaupun mereka tidak setuju mobilitasnya diawasi. Sistem akan terus menyelidiki berdasarkan siluet dan pakaian mereka.

“Sangat salah untuk memantau dan mengontrol publik melalui CCTV menggunakan uang pembayar pajak dan tanpa persetujuan dari publik,” sambungnya. (NM/MF)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI