Telset.id, Jakarta – Sebuah kapsul luar angkasa China yang membawa bebatuan Bulan dalam perjalanan kembai ke Bumi, Minggu (13/12/2020). Proses itu merupakan yang pertama dalam lebih dari empat dekade.
Menurut penjelasan Badan Antariksa Nasional China, pesawat luar angkasa Chang’e 5, yang telah mengorbit Bulan selama sekitar seminggu, menyalakan empat mesin selama sekitar 22 menit untuk keluar dari orbit Bulan.
Pendarat pesawat mendarat di Bulan pada awal bulan ini di dekat formasi yang disebut Mons Rumker, area yang diyakini sebagai tempat aktivitas gunung berapi kuno. Ia mengumpulkan sekitar 4,4 pon sampel.
Kapsul akan mendarat di China utara di wilayah Mongolia Dalam, setelah terpisah dari sisa pesawat ruang angkasa dan mengapung dengan parasut. Materi itu akan menjadi yang pertama dibawa kembali sejak 1976.
{Baca juga: Misi Gila Elon Musk, Kirim Orang ke Mars Tahun 2024}
Dikutip Telset dari New York Post, Rabu (16/12/2020), bebatuan dan puing-puing lain diperoleh dengan mengebor ke kerak Bulan dan mengambil langsung dari permukaan. Umur mereka miliaran tahun lebih muda.
China telah mendirikan laboratorium guna menganalisis sampel untuk usia dan komposisi bebatuan Bulan. China diharapkan membagikan beberapa di antaranya ke negara lain, seperti yang dilakukan AS dan bekas Uni Soviet.
Program luar angkasa China memiliki serangkaian misi ambisius yang sedang berlangsung, termasuk penyelidikan dalam perjalanan ke Mars.
Ya, pesawat luar angkasa milik China diperkirakan akan mendarat di Mars pada Mei 2021. Pesawat akan mendarat di Utopia Planitia, sebuah dataran di belahan utara Mars.
{Baca juga: Pesawat Ruang Angkasa China Mendarat di Mars Mei 2021}
Pesawat tersebut meninggalkan Bumi pada Juli 2020, atau bertepatan dengan Hari Antariksa China dan peringatan 50 tahun peluncuran satelit pertama.
Misi ini menandakan keseriusan pemerintah China dalam beberapa tahun terakhir. Maklum, Negeri Tirai Bambu telah menjadikan eksplorasi luar angkasa sebagai prioritas utama.
China bahkan telah mendeklarasikan diri, berusaha menjadi kekuatan luar angkasa utama di seluruh dunia pada 2030. (SN/MF)