Telset.id, Jakarta – Sampel debu yang dikumpulkan oleh pesawat luar angkasa Jepang Hayabusa2 dari asteroid sekitar 186 juta mil dari Bumi ternyata melebihi ekspektasi. Seorang peneliti bahkan sampai tak bisa berkata-kata ketika melihatnya.
Sampel debu asteroid dari enam tahun pengembaraan luar angkasa ke Ryugu oleh pesawat luar angkasa Hayabusa2 tiba di Jepang minggu lalu. Para peneliti sempat tidak tahu pasti apakah misi tersebut benar-benar mendapatkan sesuatu.
{Baca juga: Kapsul Pembawa Asteroid Mendarat di Pedalaman Australia}
“Kami menargetkan 100 miligram atau lebih dan kami pasti mendapatkannya,” kata Hirotaka Sawada dari Japan Space Exploration Agency. Ia adalah peneliti yang mengaku tidak bisa berkata-kata saat pertama melihat sampel.
“Tapi, apa yang saya lihat ternyata benar-benar berbeda dari harapan,” imbuhnya, dikutip Telset dari New York Post, Rabu (16/12/2020). Para ilmuwan menyebut, sampel mungkin berbahan organik yang bisa berkontribusi untuk kehidupan.
Hayabusa2 mengorbit di atas Ryugu selama beberapa bulan sebelum mendarat. Hayabusa2 kemudian menggunakan semacam bahan peledak kecil untuk meledakkan kawah dan mengumpulkan puing-puing yang dihasilkan.
Setelah jatuh, kapsul itu berubah arah dan kembali ke luar angkasa. Kapsul tersebut jatuh ke Bumi di pedalaman Australia pada 6 Desember 2020 dan diterbangkan ke Jepang. Tahap akhir perjalanannya adalah dengan truk ke pusat penelitian.
{Baca juga: Pesawat Luar Angkasa Jepang Bawa Petunjuk Asal-usul Tata Surya}
Para ilmuwan mengeluarkan dan menyiapkan sampel debu asteroid, termasuk menimbangnya untuk menentukan seberapa banyak yang telah diperoleh. Proses tersebut jelas akan memakan waktu lama sebelum penelitian benar-benar dapat dimulai.
Seperti diketahui, kapsul Jepang yang membawa sampel asteroid bawah permukaan pertama di dunia mendarat di pedalaman Australia. Kapsul ini menyelesaikan misi untuk memberi petunjuk tentang asal mula tata surya dan kehidupan di Bumi.
Pesawat ruang angkasa Hayabusa2 merilis kapsul kecil itu dan kembali ke Bumi untuk membawa sampel dari asteroid yang jauh. Sekitar 10 kilometer di atas permukaan tanah, parasut terbuka untuk memperlambat jatuhnya kapsul.
Sinyal suar dikirim untuk menunjukkan lokasi jatuhnya kapsul di daerah berpenduduk jarang di Woomera di Australia selatan. Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang menemukan kapsul itu di area pendaratan sesuai yang direncanakan.Hayabusa2
{Baca juga: Ngeri! Asteroid dengan Sebutan “God of Chaos” Menuju Bumi}
Pengambilan kapsul berbentuk panci berdiameter sekitar 40 sentimeter tersebut berlangsung dua jam. “Kapsul mendarat dalam kondisi aman,” kata Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang.
Kapsul kembali ke Bumi beberapa minggu setelah pesawat luar angkasa OSIRIS-REx NASA berhasil mengambil sampel permukaan dari asteroid Bennu. Di lain sisi, China mengumumkan pendarat bulan mengumpulkan sampel bawah tanah. [SN/HBS]