Telset.id, Jakarta – Disney memanfaatkan teknologi artificial intelligence(AI) untuk memudahkan pengarsipan digital dari semua kekayaan intelektual mereka. Penggunaan teknologi AI ini juga akan memudahkan animator bekerja.
Disney telah berdiri sekitar satu abad, dan melahirkan ratusan film dan tak terhitung jumlah karakter yang telah diciptkan.
{Baca juga: Superman Ternyata Jago Rakit PC Gaming, Speknya Apa ya?}
Tentunya bukan hal mudah untuk mengarsipkan semua karakter yang telah Disney buat tersebut. Untuk itu, Disney mengembangkan teknologi AI untuk memudahkan pengarsipan digital dari semua kekayaan intelektual Disney tersebut.
Dilansir dari Engadget, Direct-to-Consumer & International Organization (DTCI) Disney telah mengembangkan teknologi AI tersebut yang disebut sebagai Content Genom. Dengan tools ini, pengarsipan dapat dilakukan dengan lebih mudah, berbasis metadata dari konten.
Dari sana, aplikasi AI kemudian dapat memanfaatkan data itu untuk meningkatkan fitur pencarian, penemuan, dan personalisasi konten.
Anthony Accardo, Direktur Penelitian dan Pengembangan di DTCI mengemukakan bahwa dengan fitur ini akan sangat membantu animator menemukan bidikan dan urutan tertentu dari arsip Disney.
Misalnya ketika ingin membuat animasi ledakan, biasanya animator memerlukan waktu berjam-jam untuk mencari adegan pada video animasi yang pernah dibuat sebelumnya secara manual.
Dengan fitur ini, mereka hanya perlu mencari adegan yang diinginkan berdasarkan informasi metadata yang telah dikumpulkan.
Simpelnya, fitur ini mirip dengan mesin pencarian pada Google, dimana pembuat konten biasanya akan menambahkan metadata atau SEO agar lebih mudah ditemukan pada halaman pencarian Google.
Namun khusus untuk konten milik Disney. Sehingga ini akan sangat menghemat waktu para animator dalam mengerjakan konten animasi beriukutnya.
{Baca juga: Bareng Disney, Oppo Hadirkan Aplikasi VR ‘Be A Greater You’}
Proyek ini sendiri telah dilakukan sejak tahun 2016 lalu. Anthony Accardo mengatakan kalau AI Content Genom benar-benar dibuat untuk perusahaan Disney.
Sebelumnya mereka menggunakan sistem distribusi dan broadcasting konvensional dan kini menuju ke era digital.
Penggarapan teknologi AI ini juga tentu bukan tanpa tantangan. Bagian tersulit yaitu dengan banyaknya konten yang telah dibuat, tentunya juga menghasilkan metadata dan atribut informasi konten yang sangat banyak.
Sehingga tim peneliti harus bekerja keras mengelola data-data tersebut agar dapat dimanfaatkan dengan sistem AI yang canggih.
Aktivits “Tagging” atau menandai konten adalah yang paling banyak diperlukan dalam membangung sistem ini.
“Tagging merupakan satu-satunya cara untuk mengidentifikasi banyak cerita dan informasi karakter yang sangat kontekstual dari data terstruktur, seperti alur cerita, arketipe karakter, atau motivasi,” tulis tim DTCI.
Setelah itu tim DTCI membuat perangkat lunak untuk pengenalan wajah karakter, yang kemudian diterapkan oleh tim DTCI pada katalog film dan serial TV Disney. Modul ini berhasil mendeteksi dan mengenali wajah karakter dari aksi di layar.
Setelah keberhasilan awal itu, mereka kemudian juga melatih sistem untuk dapat mendeteksi lokasi tertentu pada film. Akan tetapi pengenalan wajah pada karakter manusia dan animasi ternyata berbeda.
{Baca juga: Kolaborasi dengan Disney, Oppo Luncurkan Enco W11 Toy Story}
“Wajah karakter di Cars (film animasi Disney) memiliki sifat manusia tetapi tidak terlihat seperti wajah manusia,” Miquel Àngel Farré, Manajer Penelitian dan Pengembangan DTCI.
Tim DTCI pun mencoba menerapkan model pengenalan wajah ke konten animasi tetapi dengan hasil yang beragam.
Ternyata metode pembelajaran mesin yang mereka gunakan, seperti HOG + SVM, bekerja dengan baik dalam memilih perubahan warna, kecerahan dan tekstur.
Hingga saat ini tim DTCI Disney masih terus menyempurnakan teknologi AI Content Genom tersebut.
Kedepannya, Accardo dan tim berharap dapat memperluas kemampuan sistem untuk memahami konsep umum dengan memanfaatkan teknik pembelajaran mesin multimodal. [IR/HBS]