Telset.id, Jakarta – Siapakah bintang terbesar di alam semesta? Jawaban atas pertanyaan itu harus mengacu kepada hasil riset. Astronom tentu punya jawabannya.
Untuk menentukan bintang terbesar di alam semesta, ada paramater yang jadi acuan. Seperti kata Phil Massey, astronom di Observatorium Lowell di Flagstaff, Arizona.
Sejauh bintang pergi, Matahari mendapat banyak kemeriahan. Tidak hanya kehidupan di Bumi yang benar-benar berputar, ia juga mengerdilkan bintang-bintang lain.
Tetapi, jika kita memperkecil jarak ke galaksi yang jauh, Matahari tidak lagi terlihat seperti raksasa. Bahkan, seperti dilansir Live Science, ukurannya cukup rata-rata.
BACA JUGA:
- Miliaran “Planet Jahat” Melayang Tanpa Terikat dengan Bintang
- Alien Cerdas Sembunyi dan Kelilingi Bintang di Seluruh Bima Sakti
Jadi, siapakah bintang terbesar di alam semesta? Jawabannya tergantung massa atau volume total sebuah bintang serta berapa banyak ruang yang dibutuhkan.
Menurut Massey, bintang terberat seringkali biasa-biasa saja dalam hal ukuran fisik. Bintang-bintang yang paling banyak pun sering kali mempunyai bobot ringan.
Sebab, seiring bertambahnya usia, bintang cenderung mengembang dan melepaskan massa. “Bak orang, yang paling tinggi belum tentu yang terberat,” ucapnya.
Pemegang rekor massa adalah bintang R136a1. Letaknya sekitar 160.000 tahun cahaya dari Bumi di Awan Magellan Besar, galaksi kecil yang mengorbit Bima Sakti.
Diameter bintang itu berukuran 30 hingga 40 kali ukuran Matahari. Bintang tersebut juga relatif muda – kira-kira berusia satu juta tahun dibanding Matahari.
Jika bintang terbesar di alam semesta mempunyai diameter terbesar, ada sejumlah pesaing. Massey menyatakan bahwa di bagian teratas daftar itu adalah UY Scuti.
Diameter hypergiant merah itu kira-kira 1.700 kali lipat Matahari, menurut sebuah studi 2013 yang telah diterbitkan dalam jurnal Astronomy and Astrophysics.
Jika matahari adalah ceri, UY Scuti akan menjadi bola setinggi 10 lantai. Tapi, banyak ketidakpastian dalam menentukan ukuran diameter bintang yang sangat jauh.
UY Scuti berjarak sekira 9.500 tahun dari Bumi. Para ilmuwan perlu tahu berapa banyak cahaya yang dihasilkan bintang mengingat tampak lebih terang dari dekat.
Tambahkan fakta bahwa hypergiants merah seperti UY Scuti sering “bervariasi,” kecerahan berkedip dan menyala dari waktu ke waktu, padahal hitungannya keliru.
Bintang serupa lain termasuk WOH G64, hypergiants merah lain berusia kurang dari lima juta tahun menurut artikel 2018, yang terletak di Awan Magellan Besar.
Ada pula VY Canis Majoris berusia sekitar 8,2 juta tahun, menurut ke artikel 2011. Keduanya punya diameter sekitar 1.500 kali diameter matahari, papar Massey.
Jika menggantikan Matahari di pusat tata surya, satu dari bintang-bintang itu akan menyelimuti setiap planet. Bumi dan semua planet kemudian akan menguap.
BACA JUGA:
- Geng Alien di Galaksi Bima Sakti Siapkan Serangan Alien ke Bumi?
- NASA Voyager 1 Terima Pesan Aneh, Jangan-Jangan dari Alien?
Apabila bukan bintang terbesar di alam semesta, Matahari juga bukan yang terkecil. Jadi, siapakah bintang terkecil yang diketahui? Jawabannya EBLM J0555-57Ab.
Jawaban tersebut menurut sebuah studi pada 2017 yang diterbitkan dalam jurnal Astronomy and Astrophysics. EBLM J0555-57Ab lebih kecil dari planet Saturnus.
“Bintang-bintang itu hanya yang di lingkungan kosmik terdekat. Kita tidak bisa mengukur bintang di sisi lain Bima Sakti, apalagi jangkauan jauh alam semesta,” katanya. [SN/HBS]