Telset.id, Jakarta – Asteroid dari tepi luar tata surya telah membawa air ke Bumi. Temuan tersebut berdasarkan hasil penelitian terbaru para ilmuwan.
Asteroid itu merupakan sampel langka yang dikumpulkan dalam misi luar angkasa Jepang selama enam tahun. Benda dari luar angkasa tersebut dianalisa.
Seperti Telset kutip dari Gadgets360, Selasa (16/8/2022), para ilmuwan menganalisa untuk menjelaskan soal asal-usul kehidupan dan pembentukan alam.
Para peneliti meneliti bahan yang dibawa ke bumi pada 2020 dari asteroid Ryugu. Batu dan debu dengan berat 5,4 gram itu dikumpulkan pesawat Jepang.
BACA JUGA:
- Astronot Bisa Mendarat di Asteroid Tahun 2037 dan Jupiter pada 2103
- Waduh! Asteroid Tabrak Bumi, Jatuh di Pulau Vulkanik
Pesawat tersebut bernama Hayabusa-2, yang mendarat di benda langit dan menembakkan “pendorong” ke permukaan. Studi bahan itu pun mulai diterbitkan.
Pada Juni 2022, satu kelompok peneliti mengaku telah menemukan bahan organik yang menunjukkan tentang beberapa bahan penyusun kehidupan di Bumi.
Menurut mereka, asam amino mungkin telah terbentuk di luar angkasa. Para ilmuwan mengatakan, sampel Ryugu dapat memberikan petunjuk luar biasa.
Sampel Ryugu memberi petunjuk tentang misteri bagaimana lautan muncul di Bumi pada miliaran tahun lalu. Kata mereka, Ryugu atau tipe C mudah menguap.
“Ryugu juga kaya organik dan mungkin menjadi satu sumber utama air di Bumi,” kata para ilmuwan dari Jepang dan negara lain, yang diterbitkan belum lama ini.
“Pengiriman volatil (organik dan air) ke Bumi masih menjadi bahan perdebatan penting. Namun, bahan organik yang ditemukan jadi sumber penting,” ujar mereka.
Para ilmuwan berhipotesis bahwa bahan tersebut mungkin memiliki asal luar Tata Surya, tetapi tidak mungkin menjadi satu-satunya sumber volatil ke Bumi.
Hayabusa-2 diluncurkan pada 2014 dalam misi ke Ryugu, sekitar 300 juta kilometer. Pesawat kembali ke orbit Bumi dua tahun lalu untuk menjatuhkan kapsul sampel.
BACA JUGA:
- Bintik Merah Besar Jupiter Misterius Kok Menyusut?
- Astronom Temukan Planet Ekstrasurya Super Panas, Penuh Hujan Besi
Dalam studi astronomi alam, para peneliti kembali memuji temuan yang dimungkinkan oleh misi tersebut. “Partikel Ryugu tidak diragukan lagi,” katanya.
Berdasarkan studi, partikel Ryugu di antara bahan tata surya yang paling tidak terkontaminasi yang tersedia untuk penelitian dan penyelidikan berkelanjutan.