Telset.id, Jakarta – Air Bulan di wilayah kawah moretus ternyata berlimpah. Itulah temuan teleskop Stratospheric Observatory for Infrared Astronomy (SOFIA) NASA.
Air Bulan di wilayah kawah moretus tentu menjadi temuan luar biasa bagi para peneliti. Kondisi air sangat segar. Lokasi persisnya ada di belahan Bumi selatan.
Seperti dilansir Gadgets360, penelitian intensif kali ini dipimpin oleh Casey Honniball, seorang rekan posdoktoral di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA.
Tim telah menemukan air di wilayah kawah Moretus, yang dekat dengan Kawah Clavius . Tim melakukan pengamatan baru dan ketersediaan data komprehensif.
BACA JUGA:
- NASA Temukan Sumber Air Melimpah di Permukaan Bulan
- NASA Pakai “Senter Laser” Cari Sumber Air di Bulan
Telset kutip pada Minggu (28/8/2022), para peneliti juga telah mampu membuat peta khusus. Peta tersebut menunjukkan titik temuan soal kelimpahan air di kawah.
“Anda dapat mempelajari cara mengekstrak dan menggunakannya untuk oksigen guna bernapas atau bahan bakar roket untuk eksplorasi lanjutan,” kata Honniball.
SOFIA, dengan Faint Object InfraRed Camera, mampu mengatasi tantangan dalam membedakan air dan hidroksil, molekul oksigen yang terikat disatu atom hidrogen.
Teleskop, yang terbang di atas 99 persen uap air di atmosfer, tersebut dapat melihat detail secara luar biasa, tidak seperti kemampuan teleskop berbasis darat.
Kemampuan SOFIA untuk membedakan air dan hidroksil juga telah membantu para astronom dalam penemuan teori tentang bagaimana air awalnya datang ke Bulan.
“Bulan terus-menerus dibombardir oleh angin Matahari. Angin Matahari mengantarkan hidrogen ke permukaan untuk menciptakan hidroksil,” sambung Honniball.
Saat Bulan terkena mikrometeorit, suhu tinggi dari tumbukan mengakibatkan dua molekul hidroksil seketika bergabung, meninggalkan molekul air dan atom oksigen ekstra.
BACA JUGA:
- Goodyear Bikin Ban Mobil Off Road di Bulan untuk NASA, Mau Balapan?
- Wow! Jepang akan Bikin Kereta Super Canggih ke Bulan dan Mars
Sementara banyak dari air yang terbentuk ini hilang ke luar angkasa, sebagian darinya terperangkap di dalam kaca yang terbentuk di permukaan karena tumbukan.
Para peneliti, menggunakan data dari SOFIA, juga telah melakukan pengamatan untuk memahami variasi air tergantung kepada garis lintang, komposisi, dan suhu Bulan. [SN/HBS]