Telset.id, Jakarta – Teknologi berbasis artificial intelligence (AI) buatan CJ Carr dan Zack Zukowski rupanya bisa main alat musik bass tanpa henti di saluran YouTube. Padahal, bermain bass secara solo tidaklah mudah.
Sekadar informasi, memainkan instrumen musik, termasuk bass, secara solo merupakan aktivitas yang sulit dilakukan. Sebab, pemain harus berpikir cepat lantaran bermain alat musik secara solo mewajibkan untuk berimprovisasi.
Otak pemain instrumen musik perlu menghubungkan nada mana yang harus dilanjutkan saat bermain secara solo. Belum lagi keharusan pemain bass untuk mengatur ritme supaya nada yang dihasilkan terdengar indah.
Namun, lain ceritanya ketika berbicara tentang kecerdasan buatan AI yang dapat memikirkan hal-hal ini secara lebih objektif. Orang-orang di Dadabots pun mencoba melakukannya.
{Baca juga: Review Huawei Freebuds 3: Dengerin Musik Makin Yahud}
Seperti dikutip Telset dari Ubergizmo, Kamis (24/12/2020), CJ Carr dan Zack Zukowski menyusun AI menggunakan jaringan saraf berulang yang mengalirkan permainan bass secara solo tanpa henti di saluran YouTube.
Sesaat mendengarkannya, para penonton mungkin mengira permainan bass tersebut dilakukan oleh musisi sungguhan. Padahal, anggapan mereka mungkin saja sepenuhnya keliru. Sebab, yang memainkan dawai-dawai bass itu adalah AI.
Dadabots menggunakan video improvisasi selama dua jam dari YouTuber dan musisi Adam Neely. Bukan kali pertama ini Dadabots bereksperimen dengan menerapkan AI untuk memainkan instrumen musik, termasuk alunan bass.
Mereka sebelumnya telah menciptakan aliran death metal non-stop menggunakan AI yang masih berjalan hingga saat ini. Kalau Anda benar-benar penasaran dengan permainan bass AI, simak video di bawah ini.
Sebelumnya,para peneliti dari Massachusetts Institute of Technology mengembangkan AI untuk mengubah struktur protein dari virus corona atau SARS-Cov-2 menjadi alunan musik klasik yang indah.
{Baca juga: Pakai AI, Peneliti Ubah Virus Corona Jadi Musik Klasik}
Para peneliti menetapkan setiap asam amino atau blok pembangun protein, menjadi komposisi musik yang unik.
“Anda akan membutuhkan banyak gambar berbeda, banyak perbesaran berbeda untuk dilihat dengan mata, apa yang dapat ditangkap telinga hanya dengan beberapa detik musik,” kata Profesor Markus Buehler.
Komposisi berjalan hampir satu jam 50 menit dan telah diunggah ke situs SoundCloud. (SN/MF)