Telset.id, Jakarta – Samsung akan menggelontorkan dana USD 22 miliar atau sekitar Rp 318 triliun untuk pengembangan dan penelitian 5G, kecerdasan buatan, biofarmasi, dan mobil otonom, dalam tiga tahun mendatang.
Menurut Reuters, dikutip pada Rabu (8/8.2018), Samsung berharap, sektor-sektor baru tersebut bisa mendongkrak pendapatan yang sedikit menurun akibat pelemahan pasar ponsel global.
“Samsung memperkirakan, inovasi menggunakan teknologi kecerdasan buatan akan mendorong transformasi industri.
Di lain sisi, teknologi telekomunikasi 5G akan mendorong kesempatan produksi kendaraan otonom dan robotika,” jelas Samsung.
Dana USD 22 miliar hanyalah sepertiga atau 35,42 persen dari total investasi yang digelontorkan Samsung. Dua pertiga dari investasi tersebut akan digunakan untuk pengembangan semikonduktor, layar, dan pemeliharaan aset.
Baca juga: Samsung Kembangkan Layar OLED Anti Pecah
Sebagian besar investasi akan digunakan oleh Samsung di Korea Selatan. Padahal, selain di Korea Selatan, Samsung juga memiliki pusat pengembangan kecerasan buatan di Amerika Serikat, Inggris, Kanada, serta Rusia.
Dengan investasi baru, Samsung berharap bisa membuka 40.000 lapangan kerja baru dalam tiga tahun mendatang. Pengumuman itu keluar dua hari setelah Menteri Keuangan Korea Selatan, Kim Dong-yeon, melakukan pertemuan dengan Kepala Grup de-facto Samsung, Lee.
Dalam pertemuan itu Yeon meminta agar Samsung menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong perekonomian negara. Samsung pun sepakat dan menggelontorkan dana tersebut.
Dalam laporan keuangan terbaru, terungkap bahwa Samsung mengalami kenaikan keuntungan operasional sebesar enam persen. Pertumbuhan profit sebesar itu merupakan yang terendah selama setahun yang diperoleh Samsung.
Baca juga: Samsung akan Bikin Smartphone dengan Tiga Layar?
Dalam laporan juga menyebut, pendapatan Samsung naik empat persen berkat angka permintaan chip memori yang tinggi. Chip memori tersebut dipakai di beberapa perangkat, baik ponsel maupun server.
Satu hal yang menarik, laporan keuangan Samsung menunjukkan bahwa permintaan terhadap Galaxy S9 dan S9 Plus mulai mengalami penurunan. Akibatnya, pendapatan divisi mobile Samsung turun 22 persen menjadi 22,67 triliun won atau Rp 292,3 triliun.
Baca juga: Penjualan Seret, Pertumbuhan Laba Samsung Melambat
Samsung mengatakan bahwa kondisi pasar akan tetap menantang pada semester dua tahun ini karena kompetisi semakin ketat. Maklum, beberapa kuartal belakangan, pertumbuhan pasar ponsel memang mulai melambat.
Sumber: CNBC