Penjualan Seret, Pertumbuhan Laba Samsung Melambat

Telset.id, JakartaSamsung memperkirakan pendapatan mereka tumbuh melambat pada kuartal kedua tahun ini. Hal ini sejalan dengan prediksi analis yang mengatakan melemahnya penjualan smartphone. Meski begitu, Samsung masih sedikit tertolong laba dari bisnis chip yang tinggi.

Sejumlah analis memperkirakan saham raksasa teknologi Korea Selatan ini turun 2 persen di kuartal kedua. Hal ini memberikan gambaran kepada para investor Samsung tentang seberapa buruk dampak penurunan penjualan smartphone terhadap laba perusahaan.

April lalu, Seperti dikutip Telset.id dari Channel News Asia, analis juga sudah memperingatkan mengenai perlambatan laba yang akan diraih Samsung di tengah persaingan yang semakin ketat.

Samsung mengatakan laba di April-Juni akan tumbuh 5,2 persen menjadi 14,8 triliun won Korea (US$ 13,2 miliar), atau mencapai Rp189 triliun, meleset sedikit dari estimasi rata-rata 14,9 triliun won oleh 18 analis yang disurvei Thomson Reuters.

Walaupun bisnis chip akan membukukan laba pada kuartal ketiga, tapi analis mengatakan pertumbuhan pendapatan smartphone yang agak lambat memicu kekhawatiran bahwa bisnis mobile kehabisan ide untuk mendukung penjualan perangkat Galaxy premium.

“Ini akan menjadi sulit. Pasar smartphone tidak tumbuh lagi, tetapi persaingan semakin ketat,” kata Analis Shinyoung Securities Lee Won-sik.

Baca juga: Pengadilan Putuskan Samsung Langgar Paten Apple

Saham Samsung turun sekitar 12 persen tahun ini karena kekhawatiran atas pertumbuhan laba yang melambat dan kurangnya inovasi teknologi untuk mendorong penjualan smartphone.

Data bulanan terbaru yang dirilis pada Kamis ini oleh perusahaan risey pasar, Counterpoint Research menyoroti masalah Samsung. Mereka menunjukkan posisi handset premium Galaxy 9 Plus sebagai smartphone terlaris di dunia sudah direbut oleh iPhone 8 karena penjualan di Eropa lemah.

Gempuran dari merek China yang menjual produknya dengan harga lebih murah, seperti Xiaomi dan Huawei, membuat Samsung kehilangan pangsa pasar di China dan India, dua negara dengan pangsa pasar smartphone terbesar di dunia.

Disisi lain, Samsung menuai kenaikan pedapatan cukup besar yang didorong oleh penjualan chip DRAM dan NAND, yang menyumbang sekitar sepertiga dari pendapatan mereka.

Samsung mengakui senjualan keseluruhan kemungkinan turun 4,9 persen dari tahun sebelumnya menjadi 58 triliun won atau mencapai Rp 747 miliar, kata, dibandingkan perkiraan rata-rata analis 59,7 triliun won atau sekitar Rp 769 miliar.

Perusahaan riset Gartner mengatakan harga jual rata-rata chip DRAM, diperkirakan naik 14,8 persen tahun ini.

Baca juga: Samsung Dinobatkan Merek Terbaik di Asia

“Secara keseluruhan, laba kuartal ketiga akan lebih kuat dari kuartal kedua karena Samsung akan tampil lebih baik di bisnis semikonduktor dan display,” jelas analis HI Investment & Securities Song Myung-sup.

Investor semakin khawatir mengenai prospek perang perdagangan habis-habisan antara China dan Amerika Serikat, dan bagaimana ini dapat berdampak pada eksport Samsung.

“Sentimen benar-benar tidak positif karena Korea Selatan sangat bergantung pada ekspor, tetapi kami harus melihat apakah itu benar-benar merugikan finansial eksportir utama seperti Samsung,” kata Manajer dana di HDC Asset Management, yang memiliki saham Samsung, Park Jung-hoon. [WS/HBS]

 

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI