Telset.id, Jakarta – Penjelajah Bulan pada masa depan akan “dibombardir” dengan radiasi dua hingga tiga kali lebih banyak dan berbahaya daripada astronot di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Seperti dikutip Telset.id dari New York Post, Minggu (4/10/2020), para ilmuwan menyebut, ancaman bahaya kesehatan membutuhkan tempat berlindung berdinding tebal sebagai perlindungan.
Pendarat China di sisi jauh memberikan pengukuran penuh pertama paparan radiasi berbahaya dari permukaan Bulan. Informasi penting untuk NASA dan lainnya bertujuan untuk mengirim astronot ke Bulan.
Tim China-Jerman melaporkan data radiasi berbahaya yang dikumpulkan oleh pendarat bernama Chang’e 4. “Pencapaian luar biasa,” kata Thomas Berger dari Badan Antariksa Jerman.
Ia melanjutkan, sekarang para ilmuwan memiliki kumpulan data yang dapat digunakan untuk mengukur radiasi sekaligus lebih memahami potensi berbahaya bagi orang-orang yang berada di Bulan.
{Baca juga: Tes Darah Eksperimental Bisa Bantu Deteksi Dini Kanker}
Astronot akan mendapatkan radiasi 200 hingga 1.000 kali lebih banyak di Bulan daripada di Bumi atau lima hingga 10 kali lebih banyak daripada penumpang dalam penerbangan trans-Atlantik.
“Perbedaannya, kami tidak dalam penerbangan seperti itu selama astronot menjelajahi Bulan,” timpal Robert Wimmer-Schweingruber, ilmuwan dari Christian-Albrechts University di Kiel, Jerman.
Ia menyebut, kanker adalah risiko utama dari radiasi tersebut. “Manusia tidak benar-benar dibuat untuk tingkat radiasi seberbahaya ini. Mereka harus melindungi diri sendiri saat di Bulan,” katanya.
Jamur Chernobyl Bisa Lindungi dari Radiasi Berbahaya
Terkait radiasi berbahaya, peneliti rupanya menemukan cara untuk melindungi astronot dari radiasi berbahaya. Para peneliti menggunakan jamur Chernobyl yang bakal menjadi pengganti atmosfer dan medan magnet Bumi yang selama ini melindungi manusia.
Memang ada banyak tantangan ketika mengirim orang ke luar angkasa. Selama ini, satu masalah yang muncul adalah bagaimana cara melindungi para astronot yang dikirim ke sana dari masalah seperti paparan radiasi.
Mengingat ketika berada di luar angkasa astronot tidak dilindungi oleh atmosfer dan medan magnet Bumi, butuh sebuah tameng sebagai penghalau radiasi. Para ilmuwan pun menemukan berbagai cara untuk mengatasinya.
para peneliti sedang mengeksplorasi metode lain yang hampir bisa disebut sebagai “organik”. Caranya dengan mengambil jamur bernama Chernobyl.
{Baca juga: Jamur Chernobyl Bisa Lindungi Astronot dari Radiasi}
Ya, jamur tersebut mereka pakai sebagai perisai yang sangat memungkinkan bagi astronot. Alasan untuk memilih jamur Chernobyl adalah karena berhasil tumbuh dan benar-benar berkembang walaupun di tempat lain.
Tampat lain yang dimaksud adalah sangat radioaktif. Jamur Chernobyl tidak hanya mampu menyerap radiasi. Jamur itu mampu mengambil dan mengubah tadiasi menjadi energi untuk digunakan sendiri.
Idenya adalah astronot dapat mengambil sampel kecil jamur saat melakukan misi luar angkasa, seperti ke Mars. Jamur kemudian dapat diolah lebih lanjut ke dalam struktur, memungkinkan untuk menjadi lebih tebal.