Telset.id, Jakarta – Aplikasi anti virus Avast AVG dilaporkan telah mengumpulkan data pengguna dan memanfaatkannya. Hal ini diketahui dari hasil penyelidikan bersama oleh PCMag dan Motherboard yang fokus pada kinerja aplikasi anti virus gratis itu.
Sebagaimana dirangkum Telset.id dari GizChina, Kamis (30/01/2020), Avast dan anak perusahannya, AVG mengumpulkan data milik pengguna secara anonim.
Pengumpulan data tersebut memungkinkan Avast AVG untuk melacak semua aktivitas pengguna selama berselancar di dunia maya menggunakan internet.
{Baca Juga: 7 Aplikasi Antivirus Paling Ampuh untuk Smartphone}
PCMag dan Motherboard telah melakukan proses penyelidikan bersama mengenai kasus ini. Mereka menemukan bahwa data-data yang dikumpulkan justru digunakan untuk perusahaan teknologi besar lain seperti Microsoft, Amazon atau Google.
AVG memang menyediakan solusi aplikasi anti virus gratis yang bisa digunakan oleh pengguna. Tetapi ternyata, sebagai gantinya aplikasi tersebut dapat memantau semua aktivitas Anda di internet dan disebutkan bahwa data penting pengguna diberikan kepada Jumpshot.
Sedikit informasi, Jumpshot adalah anak perusahaan dari AVG yang bergelut di bidang pemasaran online. Secara lebih spesifik, aplikasi akan mengumpulkan riwayat penelusuran pengguna di internet serta data yang berkaitan dengan pembelian online pengguna.
Berdasarkan data-data ini, pelanggan Jumpshot nantinya dapat mengetahui persis apa yang pengguna AVG cari di internet dan seperti apa barang yang mereka beli secara online.
{Baca Juga: Antivirus Ini Bisa Tahu Pengguna yang ‘Doyan’ Situs Porno}
Saat memasang aplikasi, Avast memang menawarkan opsi untuk menerima atau menolak berbagi data dengan mereka. Pihak perusahaan juga menggarisbawahi bahwa sepenuhnya data bersifat anonim dan tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi atau menargetkan iklan tertentu.
Meski demikian, hasil yang diperoleh PCMag dan Motherboard tidak menunjukkan kesan anonim. Meskipun tidak menampilkan alamat IP atau email, Avast justru mengaitkannya dengan apa yang mereka sebut sebagai “device ID”.
Tentunya ini menjadi sinyal bahaya bagi pengguna untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan aplikasi anti virus. Jangan setujui permintaan pengumpulan data jika memang ada, atau Anda bisa memilih anti virus lain yang lebih baik. (HR/MF)