Telset.id, Jakarta – Kebijakan WhatsApp yang membatasi untuk Forward Pesan tidak mampu menghentikan peredaran hoaks. Menurut penelitian kebijakan tersebut hanya dapat memperlambat penyebaran hoaks.
Dilansir Telset.id dari New Scientist pada Kamis (03/10/2019), Fabrício Benevenuto dari Universitas Federal Minas Gerais, Brasil, dan rekannya melihat penyebaran informasi di ribuan Group WhatsApp di Brasil, India, dan Indonesia.
{Baca juga: WhatsApp Kembangkan Fitur Penghapus Pesan Otomatis}
Hasilnya mereka menemukan 784 ribu gambar unik berpotensi hoaks yang dibagikan oleh pengguna dalam rentang waktu 60 hari sebelum dan 15 hari setelah pemilihan umum di masing-masing negara.
Kemudian 80% dari gambar berhenti dibagikan setelah 2 hari disebar, tetapi beberapa yang masih disebar sejak 2 bulan kemunculan perdana.
Untuk itu Benevenuto menganalisa jika pembatasan WhatsApp hanya memperlambat penyebaran konten hoaks saja. Misalnya, jika suatu konten biasanya membutuhkan waktu lima hari untuk mencapai seluruh jaringan, tetapi kini mereka membutuhkan waktu hingga 50 hari.
“Ini akan memberi pemeriksa fakta lebih banyak waktu untuk memverifikasi kebenaran suatu konten, kata Benevenuto.
Namun keterlambatan ini tergantung pada viralitas konten. Untuk konten yang sangat viral, batasan itu tidak efektif untuk mencegahnya dengan cepat mencapai sebagian besar jaringan. “Kelompok-kelompok publik ini adalah arena utama untuk menyebarkan informasi yang salah,” kata Benevenuto.
Sebelumnya WhatsApp membatasi penggunanya yaitu hanya bisa mengirimkan forward pesan atau Forward Messages ke pengguna atau grup hanya 5 kali. Pengurangan tersebut bertujuan untuk mengurangi viralitas pesan berantai yang kemungkinan terindikasi berita palsu alias hoaks.
{Baca juga: Kirim Forward Pesan WhatsApp Dibatasi Hanya Bisa 5 Kali}
“Kami ingin mengumumkan untuk Indonesia akan diseragamkan menjadi hanya 5 kali pesan bisa diteruskan. Jadi, mulai besok pesan yang di-forward hanya bisa 5 kali,” kata VP Public Policy & Communications WhatsApp Victoria Grand di Hotel Pullman Jakarta beberapa waktu lalu. [NM/HBS]