Telset.id, Jakarta – Tahun 2016 akan dicatat Samsung sebagai “tahun sial”. Bencana Galaxy Note 7 seakan selalu membawa kesialan bagi Samsung. Bahkan niatnya ingin minta maaf, Samsung malah dihujat di China.
Galaxy Note 7 sepertinya memang bencana bagi Samsung. Ancaman paling nyata di depan mata adalah kehilangan pasar smartphone terbesar di planet ini, yaitu China. Ancaman kehilangan pasar di China awalnya terjadi karena rasa kekecewaan konsumen di negara tersebut atas sikap Samsung yang dianggap arogan dan diskriminatif.
Para konsumen Samsung di China merasa bahwa mereka dinomorduakan oleh Samsung yang tidak menyertakan China dalam program recall atau penukaran Galaxy Note 7 dengan unit baru yang aman.
[Baca juga: Bencana Galaxy Note 7 Ancam Pasar Samsung di China]
Rasa kecewa konsumen Samsung di China makin bertambah setelah adanya insiden “minta maaf” yang dilakukan oleh pihak Samsung. Permintaan maaf yang sejatinya tulus itu justru menjadi blunder karena dianggap melecehkan budaya di Negeri Tirai Bambu itu.
Peristiwa ini terjadi dalam sebuah acara yang digelar Samsung untuk distributor lokal sebagai bentuk rasa terima kasih atas dukungan mereka, sekaligus permintaan maaf terkait masalah Galaxy Note 7.
Dan seperti dilaporkan media China, setidaknya 23 eksekutif Samsung tiba-tiba turun ke panggung dan berlutut secara massal menghadap tamu undangan. Aksi itu sebenarnya dimaksudkan untuk menjadi tanda terima kasih dan permintaan maaf Samsung kepada penggunanya di China.
Namun aksi berlutut itu alih-alih membuat warga China simpati, justru yang terjadi malah mengundang kemarahan warga China. Foto-foto yang memperlihatkan para petinggi Samsung sedang berlutut itu langsung menjadi viral di media sosial China, dan mengundang berbagai hujatan dari masyarakat.
[Baca juga: Samsung Minta Maaf atas Gagalnya Galaxy Note 7]
Kemarahan warga China disebabkan karena Samsung dianggap tidak menghormati budaya China karena melakukan aksi berlutut seperti itu. Ternyata, bagi warga China berlutut tidak boleh dilakukan sembarangan.
Bagi orang China, sikap berlutut hanya diperuntukkan bagi mereka saat berdoa kepada dewa di kuil atau sebagai tanda menghormati orang tua. Dan itu juga hanya dilakukan pada acara-acara khusus, seperti ulang tahun atau selama Festival Musim Semi.
[Baca juga: Keuntungan Samsung Jeblok karena Bencana Galaxy Note 7]
Dalam beberapa situasi tertentu, memang sikap berlutut juga biasa dilakukan masyarakat China saat mereka berdoa kepada dewa, karena sedang tertimpa masalah. Mungkin hal inilah yang membuat Samsung lantas melakukan aksi berlutut, tapi justru malah menjadi bumerang.
Niat Samsung sebenarnya mungkin mulia, meminta maaf dengan cara berlutut. Tapi karena aksi itu, Samsung justru dianggap telah melecehkan budaya China. Para pelanggan mengecam Samsung yang mengklaim sebagai perusahaan global tapi tidak menghormati pentingnya perbedaan budaya.
[Baca juga: 5 Smartphone Alternatif Pengganti Galaxy Note 7]
Pihak Samsung telah menanggapi masalah tersebut dengan mengeluarkan pernyataan resmi, yang menyatakan bahwa aksi berlutut yang dilakukan oleh para eksekutif Samsung di China itu dilakukan secara spontan.
“Ini adalah acara untuk distributor, dan tim PR (public relations) tidak memiliki pengetahuan tentang hal itu terlebih dahulu. Seperti yang kita tahu, meskipun ada kasus meledaknya Galaxy Note 7, namun distributor kami di China tetap mendukung Samsung. Ini sangat menyentuh bagi para petinggi Samsung, dan sesuai kebiasaan, mereka berlutut untuk mengekspresikan rasa terima kasih kepada para distributor. Bahkan eksekutif Samsung Cina juga ikut berlutut,” tulis pernyataan Samsung. [HBS]