Bayangkan Anda sedang berada di dalam mobil otonom yang seharusnya membawa Anda dengan aman ke tujuan. Tiba-tiba, mobil itu berhenti di tengah jalan tol yang ramai, mengunci Anda di dalam tanpa bisa keluar. Itulah yang dialami Becky Navarro dari Austin, Texas, ketika mobil otonom Waymo yang ia tumpangi “mogok” di tengah jalan raya MoPac—salah satu jalan tol paling berbahaya di kota itu.
Insiden Menegangkan di Jalan Tol MoPac
Navarro menceritakan pengalamannya melalui TikTok. Mobil Waymo yang ia tumpangi tiba-tiba berperilaku aneh, membawa mereka ke arah yang salah sebelum akhirnya berhenti di tengah jalan tol. Yang lebih menakutkan, mobil itu tidak memberikan opsi untuk keluar, meskipun layar di dalam mobil terus menampilkan pesan “please exit now” sementara suara otomatis mengingatkan “vehicle approaching” setiap kali ada mobil yang melintas.
“Kami terus meminta bantuan kepada layanan pelanggan, tapi mereka tidak bisa melakukan apa-apa,” ujar Navarro. “Mobil itu tidak bergerak, tidak membuka pintu, sementara mobil-mobil lain terus membunyikan klakson.”
Masalah Sistem Darurat yang Tidak Jelas
Meskipun beberapa pengguna media sosial menyarankan bahwa menarik gagang pintu dua kali bisa membuka pintu dalam keadaan darurat, panduan pengguna Waymo tidak memberikan informasi jelas tentang prosedur darurat semacam ini. Pertanyaannya: mengapa sistem darurat yang seharusnya menjadi prioritas justru tidak dijelaskan dengan baik kepada penumpang?
Insiden ini bukan yang pertama kali terjadi. Sebelumnya, seorang penumpang di Phoenix, Arizona, juga terjebak di dalam mobil Waymo yang berputar-putar tanpa henti di sebuah tempat parkir. “Saya tidak bisa keluar, sabuk pengaman terkunci,” keluhnya. “Apakah mobil ini diretas?”
Baca Juga:
Regulasi yang Terlalu Longgar
Fakta bahwa mobil otonom sudah diizinkan beroperasi di lebih dari 50 negara dan 41 negara bagian AS menimbulkan pertanyaan besar. Apakah teknologi ini benar-benar siap? Data menunjukkan bahwa kendaraan otonom telah terlibat dalam 617 kecelakaan di AS, dengan 21% di antaranya melibatkan pejalan kaki, pesepeda, atau objek di pinggir jalan. Antara Mei dan September 2022 saja, tercatat 11 kematian akibat kecelakaan mobil otonom.
Berbeda dengan China yang memberlakukan regulasi ketat setelah sebuah kecelakaan mobil otonom menewaskan tiga mahasiswa pada 2024, AS justru semakin melonggarkan aturan. Era pemerintahan Trump bahkan mempermudah perusahaan seperti Waymo, Uber, dan Tesla untuk menguji coba teknologi mereka di jalan umum—sering kali dengan risiko yang ditanggung oleh pengguna jalan lainnya.
Masa Depan yang Dipertanyakan
Dengan insiden seperti yang dialami Navarro, wajar jika publik mempertanyakan keamanan mobil otonom. Apakah kita terlalu terburu-buru mengadopsi teknologi ini demi keuntungan bisnis semata? Seperti yang terjadi pada Uber yang terpaksa melepas bisnis mobil otonomnya, mungkin sudah saatnya industri ini melakukan evaluasi mendalam.
Sementara perusahaan seperti Apple bersiap meluncurkan mobil otonomnya pada 2025, dan Samsung mengembangkan chipset khusus untuk Tesla, keselamatan pengguna jalan harus tetap menjadi prioritas utama. Bagaimanapun, nyawa manusia tidak bisa dinilai dengan keuntungan bisnis.
Mungkin sudah waktunya untuk menekan rem dan memastikan bahwa mobil otonom benar-benar siap sebelum dilepas ke jalanan. Karena ketika teknologi gagal, konsekuensinya bisa sangat fatal.