Menkominfo: Jaringan 5G Lebih Cocok untuk Industri

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Banyak negara kini tengah bersiap menggelar jaringan 5G, termasuk di Indonesia. Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, jaringan 5G lebih cocok untuk industri ketimbang pengguna smartphone atau perangkat mobile lainnya.

Rudiantara mengakui jika jaringan 5G memiliki kecepatan yang lebih cepat ketimbang 5G. Namun dampak dari meningkatnya kecepatan jaringan 5G adalah tingginya harga data internet yang harus ditanggung pengguna.

“Memang kecepatannya 10 kali lipat dengan latensi rendah, tapi apakah kita mau membayar paket internet 3 kali dari harga sekarang,” kata Rudiantara di acara Indonesia Technology Forum di Balai Kartini, Kamis (02/05/2019).

{Baca juga: Industri Telko Sakit, Rudiantara: Ini Hutang Saya}

Ia mengungkapkan, Kominfo saat ini tidak tinggal diam untuk pengembangan jaringan 5G. Ia mengatakan telah memerintahkan Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kominfo (Dirjen SDPPI Kominfo) untuk membeli kembali atau buyback beberapa frekuensi yang disebutnya sebagai golden frequency.

“Saya sudah minta beli balik golden frequency, karena frekuensi itu lebih baik digunakan untuk menambah jaringan seluler daripada layanan lain,” tutur Rudiantara.

Sayangnya, dia tidak menjelaskan secara detail kapan Indonesia akan siap menggelar jaringan seluler generasi kelima tersebut. “Mungkin 5 sampai 10 tahun ke depan,” tutur Rudiantara.

Saat ini, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) kabarnya sedang mewacanakan implementasi 5G di bidang industri. Menurut Rudiantara akan ada rencana untuk membangun kawasan industri yang diselimuti 5G di Indonesia.

“Jadi berencana untuk membuat kawasan industri khusus untuk kita deploy jaringan 5G,” ujar menteri yang akrab disapa Chief RA itu.

{Baca juga: Ditanya Soal 5G, Rudiantara: Bisnis Modelnya Belum Ada}

Seperti diketahui, saat ini semua operator di Indonesia tengah mempersiapkan diri untuk implementasi jaringan 5G. Salah satunya adalah XL Axiata yang mengatakan telah mengalokasikan 50% dari total Capex 2019 untuk pengembangan dan persiapan implementasi 5G.

“Untuk bisa 5G harus membutuhkan ekosistem yang baik. Dari Capex Rp 7,5 triliun, akan dialokasi kurang lebih 50% untuk menggelar fiber optic, baik optic sign in untuk backbone atau upstream internet,” kata Direktur Teknologi XL Axiata Yessie D. Yosetya di Jakarta Senin (29/04). [NM/HBS]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI