Mengenal Pesawat N-250 Gatot Kaca Buatan BJ Habibie

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Presiden ketiga Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie meninggal dunia di RSPAD Gatot Subroto Jakarta pada Rabu sore (11/09/2019) di usia 83 tahun. Semasa hidup, banyak hal telah dilakukan Habibie untuk bangsa ini. Salah satunya adalah membangun Indonesia, khususnya di bidang teknologi.

Seperti diketahui, BJ Habibie adalah putra bangsa yang berhasil membangun industri pesawat terbang di tanah air, dan mengembangkan pesawat pertama Indonesia yang bernama N-250 Gatot Kaca.

Dilansir Telset.id dari laman resmi PT Dirgantara Indonesia pada Kamis (12/09/2019), Pesawat N-250 Gatotkaca merupakan jenis pesawat baling-baling dengan rute penerbangan perintis yang memiliki kapasitas 50-70 penumpang.

{Baca juga: Pesawat Terbesar di Dunia Ciptaan Paul Allen Berhasil Mengudara}

Habibie bersama IPTN mengerjakan proyek Pesawat N250 Gatot Kaca selama lima tahun, sebelum akhirnya melakukan ujicoba dan sukses melakukan terbang perdana pada tahun 1995 di Bandara Husein Sastranegara, Bandung.

N250 Gatot Kaca merupakan pesawat turbopup pertama di dunia yang menggunakan teknologi Fly by Wire. Teknologi Fly by Wire merupakan sistem kendali pesawat yang menggunakan sinyal elektronik.

Teknologi ini juga memiliki komputer untuk mengolah data yang didapat dari berbagai sensor di badan pesawat. Teknologi ini sangat membantu pilot saat terbang. Pasalnya ketika pilot ingin terbang lurus maka Fly by Wire akan mengoreksi semua gangguan yang bisa membuat pesawat berbelok.

{Baca juga: Pesawat Terbesar di Dunia Ciptaan Paul Allen Berhasil Mengudara}

Namun ketika pesawat ingin belok, teknologi fly by wire akan membantu mengarahkan pilot sehingga belokan yang dilakukan tidak membahayakan struktur pesawat. Hingga saat ini teknologi tersebut telah digunakan oleh banyak pesawat baik pesawat komersil ataupun pesawat tempur.

IPTN kembali melakukan ujicoba pada tahun 1996 dengan pesawat N250 Krincing Wesi 1 Pesawat tersebut memiliki spesifikasi penumpang lebih banyak dibandingkan Gatot Kaca. Pesawat N250 Gatot Kaca sendiri merupakan satu dari berbagai sumbangsih BJ Habibie terhadap dunia teknologi Indonesia.

BJ Habibie lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936. Dirinya merupakan anak keempat dari delapan bersaudara pasangan Alwi Abdul Jalil Habibie dan R.A Tuti Marini Puspowardojo. 

Habibie lebih banyak menghabiskan masa pendidikan di Kota Bandung, mulai dari SMP 5 Bandung, SMA Kristen Dago Bandung hingga melanjutkan kuliah Institute Teknologi Bandung (ITB) Jurusan Teknik Mesin di tahun 1954.

Setahun kemudian, Habibie mendapatkan beasiswa dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan untuk melanjutkan kuliah di Westfalen Aachen Technisce Hochschule (RWTH), Jerman. Disini Habibie mengambil jurusan Teknik Penerbangan dengan spesialisasi konstruksi pesawat terbang.

{Baca juga: Pertama dalam Sejarah, Pesawat NASA Terbang Tanpa Pilot}

Habibie meneruskan pendidikan hingga doktor di Technische Hochschule Die Facultaet Fuer Maschinenwesen Aachen, Jerman sebelum akhirnya lulus pada tahun 1965. Ia sempat bekerja di perusahaan penerbangan Messerschmitt-Bölkow-Blohm yang berpusat di Hamburg, Jerman.

Tahun 1973, Habibie kembali ke Indonesia atas permintaan Presiden Soeharto, kemudian menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sejak tahun 1978 sampai Maret 1998. Saat menjabat sebagai Menristek tersebut, Habibie lalu mendirikan PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio  (IPTN) tahun 1976 yang sekarang berganti menjadi PT Dirgantara Indonesia. Di IPTN inilah putra terbaik bangsa itu mengembangkan N250 Gatot Kaca. Selamat jalan Pak Habibie. [NM/IF]

 

 

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI