Telset.id, Jakarta – Mata bionik buatan peneliti dari Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong diklaim lebih tajam daripada mata asli. Mata tersebut bakal hadir lima tahun lagi untuk membantu penglihatan jutaan orang.
Menurut laporan New York Post, seperti dikutip Telset.id, Jumat (22/5/2020), bola mata buatan tiga dimensi pertama di dunia itu masih dalam tahap penyempurnaan para peneliti di Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong.
{Baca juga: Robot ala Terminator Kian Mendekati Nyata, Ini Buktinya}
Gambar dikonversi melalui sensor kecil yang mencerminkan sel fotoreseptor pendeteksi cahaya. Sensor-sensor tersebut dikemas ke dalam membran aluminium dan berbentuk tungsten menjadi setengah bola, meniru retina.
Mata elektrokimia itu menyerupai komputer super nan menyeramkan pada 1968 yang nongol di film 2001: A Space Odyssey. Prof Zhiyong Fan, dari Universitas Sains dan Teknologi Hong Kong, akan mengujicobakannya di hewan.
“Mata biomimetik buatan kami memiliki ukuran yang sebanding dengan mata manusia. Diameternya lebih dari dua sentimeter, dapat digunakan untuk prostesis visual bagi tunanetra,” terangnya dalam pernyataan.
Ia berharap bisa lebih meningkatkan kemampuan mata bionik itu dalam hal biokompatibilitas, stabilitas, dan kinerja. “Saya pikir, jika semua berjalan sesuai jalur, dalam lima tahun teknologi akan menjadi praktis,” katanya.
Pada 2014 lalu, perusahaan di California bernama Second Sight membuat mata bionik bernama Argus II. Mata bionik tersebut sempat digunakan oleh 80 orang berkebutuhan khusus di berbagai wilayah di Amerika Serikat.
Pengguna mata bionik hanya bisa melihat objek dalam gambaran hitam putih. Walaupun begitu, pengguna Argus II dapat melakukan hal keren lain yang belum tentu dilakukan penyandang kebutaan.
Misal membaca buku cetak, menyeberang jalan, mengenali lingkungan yang kurang familiar serta melihat wajah pasangan mereka.
{Baca juga: Keren! Mata Bionic untuk Tunanetra Bisa Melihat}
Nah, saat ini sedang dikerjakan upgrade Argus II dengan kemampuan untuk melihat warna dengan menggunakan algoritma khusus untuk memastikan stimulasi elektroda.
Menurut Second Sight, device baru ini akan memberikan image yang lebih tajam dan fokus seperti halnya sistem komputer. [SN/HBS]