Kominfo Minta Hacker Indonesia Menahan Diri

Ilustrasi
Ilustrasi

Jakarta – Maraknya pemberitaan tentang aksi peretasan menyusul kemarahan warga Indonesia terhadap kegiatan penyadapan yang dilakukan oleh Australia, Kementerian Kominfo mengingatkan informasi yang beredar tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Beberapa hari terakhir ini banyak informasi yang tersebar melalui berbagai media sosial dan juga media online dan cetak terkait dengan adanya serangan yang dilakukan oleh Anonymous Australia yang ditujukan ke infrastruktur strategis milik Indonesia.

Informasi ini berasal dari seseorang yang menyatakan dirinya sebagai Anonymous Australia sebagaimana yang tercantum pada http://pastebin.com/0aZY2yZf#, yang menyebutkan, bahwa telah dilakukan peretasan pada berbagai situs di Indonesia, antara lain, soloairport.com, situs Garuda Indonesia Airways, situs Angkasa Pura dan situs pendidikan.

Rangkaian aktifitas peretasan ini diduga merupakan dampak dari pengakuan Snowden, bahwa Amerika Serikat dan Australia diduga kuat telah melakukan aktifitas penyadapan terhadap informasi yang dimiliki oleh sejumlah negara termasuk Indonesia.

Sebelumnya tersiar kabar bahwa Anonymous dari Indonesia telah melakukan peratasan pada berbagai infrastruktur strategis milik pemerintah Australia. Informasi-informasi tersebut akhirnya memicu keresahan, polemik dan tanda tanya dari berbagai pihak mengenai apa yang sebenarnya terjadi.

Kementerian Kominfo melalui Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure / Coordination Center (Id-SIRTII/CC) terus melakukan investigasi secara cepat dan berkoordinasi dengan pihak Australia Computer Emergency Response Team (CERT-Australia) terkait dengan informasi tersebut.

“Hasil investigasi sejauh ini menyatakan bahwa informasi yang beredar tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” kata Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo Gatot S. Dewa Broto di Jakarta, Kamis (21/11).

Pemberitaan informasi terkait dengan peretasan ini sangat berpotensi memicu keresahan dari masing-masing pihak khususnya para pengguna internet untuk menggunakan internet secara aman dan sehat.

“Hal ini dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin mengambil keuntungan dari situasi yang tidak jelas ini,” ujarnya.

Sebagaimana sudah disebutkan pada Siaran Pers tanggal 18 November 2013, sikap kekecewaan dan kemarahan Indonesia terhadap Australia dapat sepenuhnya dipahami dan sangat berpotensi mengganggu hubungan diplomatik kedua negara.

Namun demikian upaya peretasan balik secara demonstratif yang tidak dapat dipertanggungjawabkan selain dapat memperburuk suasana, juga berpotensi melanggar UU No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Sementara itu, Id-SIRTII/CC menghimbau kepada para pengelola infrastruktur internet strategis agar dalam situasi yang seperti ini tidak mudah termakan oleh berbagai informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan tetap memberikan kesadaran dan perasaan aman bagi para pengguna internetnya.

Selain itu Id-SIRTII/CC menghimbau agar para pengelola infrastruktur internet strategis tetap mengutamakan sikap kewaspadaan yang tinggi dan tetap menjaga infrastruktur internetnya. Dan secepatnya melaporkan serta berkoordinasi dengan Id-SIRTII/CC jika ditemukan hal-hal yang mencurigakan terhadap kondisi keamanan internet Indonesia.[HBS]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI