JAKARTA – Alih-alih menuai sukses besar lewat game Angry Birds yang dibuatnya, pengembang Rovio malah berjuang untuk kelangsungan hidup perusahaan. Tidak tanggung-tanggung, perusahaan asal Finlandia ini telah merumahkan hampir sepertiga dari tenaga kerjanya.
Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan baru-baru ini, Rovio menegaskan pada publik, bahwa mereka telah memecat lebih dari 200 pekerjanya dan memulai reorganisasi besar-besaran.
“Rovio Entertainment Ltd telah tiba pada kesimpulannya mengenai negosiasi dengan karyawan yang diumumkan pada 26 Agustus tahun ini,” tulis perusahaan itu dalam sebuah pernyataan yang diterima Fast Company, Kamis (22/10/2015).
“Akibatnya, Rovio akan mengurangi tenaga kerja di 213 posisi. Rovio Entertainment akan merestrukturisasi dan mengkonsentrasikan kegiatannya pada sekitar tiga bidang bisnis utama: game, media dan produk konsumen,” sambung pernyataan tersebut.
Jumlah pengurangan 213 posisi ini jauh lebih sedikit dibandingkan kabar yang beredar sebelumnya, yang menyebutkan bahwa akan ada pengurangan setidaknya 260 pekerjaan. Dari 670 pekerjaan yang ada sebelum PHK.
Menurut Phys.org, sebagian besar PHK akan mempengaruhi pekerja di Finlandia. Sementara sekitar 15 akan berada di luar negeri.
Rovio telah mempertahankan keberhasilan moderat dengan franchise Angry Birds, namun secara krusial telah gagal dalam mengembangkan game, produk, atau konsep lainnya yang telah bergaung dengan peminat yang besar.
Perusahaan kini menempatkan banyak sumber dayanya di balik film animasi 3D, yang dijadwalkan akan dirilis tahun depan. Film ini konon akan membantu Rovio menghidupkan kembali minat orang atas Angry Birds. [IF/HBS]