Telset.id, Jakarta – Seperti diketahui, Google dikabarkan berniat kembali ke China. Google akan menghadirkan mesin pencari yang telah disensor. Namun, proyek itu memantik perselisihan di internal perusahaan, termasuk dari karyawan senior Google.
Tujuh karyawan dilaporkan memilih keluar dari Google setelah muncul soal proyek Dragonfly pada Agustus 2018. Mereka menolak kebijakan Google untuk kembali ke China dengan mesin pencari bernama Dragonfly.
Karyawan Google merasa tersinggung dengan konsep tersebut sehingga memilih mundur. Senior research scientist, Jack Poulson, dikabarkan satu dari sekian karyawan yang angkat kaki dari proyek Dragonfly.
Disebutkan bahwa Jack Poulson mengaku memutuskan untuk keluar dari Google karena terbentur oleh tanggung jawab etis.
Baca juga: Diprotes Soal China, CEO Google Ajak Karyawan Rapat
Menurutnya, dengan menggarap proyek Dragonfly, Google telah merampas komitmen hak asasi manusia yang digaungkan sejak lama.
CEO Google, Sundar Pichai, menanggapi rumor tentang Dragonfly pada pertemuan karyawan, Agustus 2018. Ia menekankan bahwa Google tidak akan mengembalikan mesin pencarinya di China dalam waktu dekat.
Namun begitu, ia mengataka, ada manfaat yang didapatkan oleh Google pada masa mendatang jika masuk lagi ke China. “Saya yakin Google bakal memiliki dampak positif ketika terlibat di seluruh dunia,” ujarnya.
Baca juga: Mesin Pencari Google Versi China Bisa Lacak Pengguna
Lebih dari 1.700 karyawan Google telah mendantangani surat transparansi terkait proyek seperti Dragonfly. Poulson dikabarkan cukup frontal meminta Google segera merealisasikan keinginan karyawan. [BA/HBS]