Telset.id, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tidak mematok target untuk menggelar jaringan 5G di Indonesia. Pemerintah akan menunggu ekosistem digital Indonesia siap untuk menerima jaringan internet cepat tersebut.
Melalui diskusi virtual pada Senin (20/07/2020), Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kominfo Ismail, mengatakan jika pemerintah tidak buru-buru untuk menghadirkan jaringan 5G.
Menurutnya jaringan generasi lima akan datang jika ekosistem digital di Indonesia telah siap menerima jaringan 5G. “Mengenai kapan akan datang kita gak ada target, kita menunggu ekosistem siap,” tutur Ismail.
{Baca juga: 7 Manfaat Jaringan 5G untuk Kehidupan Manusia, Wajib Tahu!}
Alasan Ismail menunggu ekosistem siap karena tidak ingin Indonesia hanya menjadi konsumen saat jaringan 5G datang. Indonesia menurutnya harus menjadi tuan rumah yang memproduksi inovasi teknologi bukan sebagai konsumen.
“Kita tidak ingin membangun 5G tapi Indonesia jadi market saja. Yang jualan malah vendor-vendor asing,” ujar Ismail.
Untuk itu Ismail meminta kepada pelaku ekossitem digital seperti startup-startup teknologi untuk terus berinovasi dan mempersiapkan diri untuk kehadiran 5G.
Selain itu Ismail juga mendorong operator untuk melakukan fiberisasi agar mempermudah transisi teknologi saat jaringan 5G datang.
“Kita dorong local content dan aplikasi untuk mempersiapkan diri. Kita gak mau hanya jadi pasar saja tapi kita harus jadi tuan rumah di Indonesia,” kata Ismail.
Terakhir untuk frekuensi jaringan 5G, saat ini jaringan 5G masih belum ditentukan oleh International Telecommunication Union (ITU).
Kominfo memang terus melakukan diskusi dengan pihak swasta mengenai pengembangan jaringan 5G di Indonesia. Pada Januari 2020 Menkominfo Johnny G. Plate melakukan pertemuan dengan Presiden Qualcomm Cristiano Amon.
Johnny membahas kerja sama teknologi 5G di Indonesia dengan perusahaan asal Amerika Serikat tersebut. Johnny menyampaikan bahwa Indonesia berpeluang besar menjadi digital hub di kawasan Asia.
Maka untuk mewujudkan potensi tersebut dibutuhkan infrastruktur yang memadai di Indonesia seperti teknologi 5G.
{Baca juga: Menkominfo Bahas Kerja Sama Teknologi 5G dengan Qualcomm}
“Salah satu kunci untuk menjadi terdepan di era digital adalah kesiapan infrastruktur, diantaranya dengan penguatan konektivitas melalui teknologi 5G,” ujar Johnny melalui keterangan tertulis pada Jumat (24/01/2020).
Menkominfo menegaskan bahwa pihaknya terbuka untuk bekerjasama dalam rangka mendukung kepentingan nasional Indonesia, misalnya pembangunan ibukota baru.
Sedangkan Cristiano Amon mengaku siap mengembangkan teknologi 5G di Indonesia, jika kerja sama benar-benar dilakukan.
“Kami tertarik untuk mendukung pengembangan teknologi 5G di Indonesia. Lebih dari itu, kami ingin meningkatkan kerja sama dalam berbagai bidang dengan pemerintah Indonesia,” harap Cristiano Amon.
Selan dengan Qualcomm, politisi Partai Nasdem tersebut juga menerima VP Global Public Policy AWS Michael Punke.
Kedua belah pihak membicarakan beberapa isu krusial seperti realisasi rencana investasi AWS di Indonesia, perlindungan data pribadi, dan dukungan AWS terhadap ekonomi digital Indonesia.
{Baca juga: Menkominfo: Ibu Kota Baru akan Gunakan Teknologi 5G}
Pertemuan dengan dua raksasa teknologi global tersebut menjadi agenda penutup sejumlah pertemuan maraton yang dilakukan oleh Menkominfo di ajang World Economic Forum 2020 di Davos, Swiss. [NM/HBS]