Telset.id, Jakarta – Video kerusuhan Capitol oleh para pendukung Donald Trump setelah kalah pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) tersebar di berbagai platform.
Video berdurasi 10 menit itu merekam urutan peristiwa pada 6 Januari 2021, mulai rapat umum hingga momen Trump menyuruh para pendukungnya menduduki Capitol.
Video juga memperlihatkan kekerasan oleh para pendukung Trump untuk melawan pemerintah. Mereka membuat geger Capitol, tempat penghitungan suara pilpres AS.
Menurut laporan Gizmodo, yang dikutip Telset pada Jumat (10/6/2022), dalam rekaman video terlihat staf politikus Partai Republik, Kevin McCarthy melarikan diri dengan ketakutan.
BACA JUGA:
- Pendukung Donald Trump Serbu Gedung Capitol, Warganet Heboh
- Momen Pendukung Trump Ambil Alih Gedung Capitol (VIDEO)
Video kerusuhan Capitol juga menyertakan cuplikan baru yang belum pernah terkuak di hadapan publik. Video itu sudah menyebar di berbagai platform, termasuk di Twitter.
Video itu muncul setelah ada sidang kongres oleh Komite Legislatif yang menyelidiki percobaan kudeta oleh Donald Trump dan para pendukungnya, setelah kalah dalam Pilpres AS pada 2020 lalu.
— January 6th Committee (@January6thCmte) June 10, 2022
Komite bertugas memberi laporan komprehensif tak hanya tentang kerusuhan 6 Januari 2021, tetapi juga upaya sistemik untuk membatalkan hasil pilpres AS.
Komite DPR merilis materi video dalam dengar pendapat publik pada Kamis (9/6/2022) waktu setempat. Komite menyebut, Trump secara jelas ingin melakukan kudeta.
Dalam rekaman kesaksian, mantan Jaksa Agung AS Bill Barr mengaku telah berulang kali mengatakan bahwa Trump kalah dalam pilpres AS melawan Joe Biden.
Sidang kemarin menampilkan pula rekaman kesaksian Ivanka Trump, putri Trump, yang menyatakan menerima penolakan Barr terhadap teori konspirasi sang ayah.
Namun, Trump mengklaim berhak atas kemenangan. Di luar Capitol, pendukungnya teriak-teriak menuntut gantung Wakil Presiden Mike Pence karena menolak hasil pilpres AS.
Persoalan belum usai. Komite berencana menyusun laporan dan mengadakan lagi sidang pada September 2022 untuk mengurai temuan untuk reformasi proses pilpres AS.
Seperti diketahui, unjuk rasa pendukung Trump itu menolak pengesahan kemenangan Joe Biden. Para demonstran, yang menyebut diri Gerakan Penyelamatan AS, kompak menggunakan topi merah yang menjadi simbol kampanye Trump. Trump hadir sebelum kerusuhan terjadi.
BACA JUGA:
- Akhir Masa Jabatan, Donald Trump Blokir 8 Aplikasi Populer China
- Kalah Pilpres AS, Donald Trump Lupa Blokir TikTok
Demonstrasi tidak berjalan damai. Situasi panas menyelimuti seketika terjadi bentrok antara aparat dan pendukung Trump dari milisi sayap kanan Proud Boys. Mereka mencoba menghentikan rapat penetapan Biden dan menembus barikade polisi.
Kepolisian Washington DC mengumumkan bahwa tiga orang tewas akibat situasi darurat medis di dekat gedung Capitol, Dengan demikian, total sudah ada empat orang tewas saat penyerbuan gedung Capitol, yang menjadi kantor parlemen AS.
Kongres AS dalam pengesahan Kamis dini hari waktu setempat akhirnya menetapkan Biden sebagai pemenang pilpres dengan meraup 306 electoral votes, jauh melebihi batas minimum 270 electoral votes. Trump hanya meraup 232 electoral votes. [SN/HBS]