Telset.id, Jakarta – Elon Musk turus berusaha memperlebar bisnisnya. Usai membeli aplikasi mikroblogging Twitter, kini Elon Musk berencana untuk membeli Silicon Valley Bank.
Dikutip Telset dari Gizmochina pada Minggu (12/03/2023), Silicon Valley Bank (SVB) telah ditutup oleh regulator, dan asetnya disita oleh Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC).
Bank yang melayani pelanggan di industri teknologi, termasuk pekerja teknologi, perusahaan rintisan, dan perusahaan yang didukung modal ventura, ditutup karena menjadi salah satu korban krisis keuangan global pada tahun 2008 lalu.
Setelah 10 tahun lebih ditutup, baru-baru ini FDIC telah membentuk Deposit Insurance National Bank of Santa Clara untuk menahan simpanan yang diasuransikan dari SVB, yang akan terus dikliringkan melalui cek Kantor utama dan semua cabang SVB akan dibuka kembali pada 13 Maret 2023.
BACA JUGA:
- Elon Musk Siap Mundur dari CEO Twitter pada Akhir 2023
- Elon Musk Jadi Orang Pertama yang Kehilangan Uang Rp 3.114 Triliun
Nantinya deposan yang diasuransikan akan memiliki akses penuh ke simpanan mereka paling lambat Senin pagi. Akan tetapi, tidak jelas bagaimana akun atau jalur penyaluran kreditnya.
Terlebih asuransi standar FDIC mencakup hingga USD 250.000 atau Rp 3,8 miliar per deposan. Di tengah ketidakjelasan terkait nasib Silicon Valley Bank, CEO Razer Min-Liang Tan melalui akun Twitternya menyarankan agar Twitter mempertimbangkan untuk membeli SVB dan mengubahnya menjadi bank digital.
Tidak disangka cuitan Min-Liang Tan mendapatkan balasan dari CEO Twiiter, Elon Musk. Menurutnya Elon Musk, dirinya terbuka untuk gagasan membeli Silicon Valley Bank.
“Saya pikir Twitter harus membeli SVB dan menjadi bank digital,” cuit @minliangtan.
“Saya terbuka untuk gagasan itu,” balas Elon Musk.
I’m open to the idea
— Elon Musk (@elonmusk) March 11, 2023
Akuisisi potensial ini dapat menandai masuknya Twitter ke ruang fintech, karena perusahaan telah mencari cara untuk memperluas bisnisnya. Dengan mengakuisisi SVB, Twitter dapat memanfaatkan basis penggunanya yang besar dan merek yang kuat untuk memantapkan dirinya sebagai pemain utama dalam industri perbankan digital.
Hingga berita ini ditulis, belum ada konfirmasi resmi atau informasi lebih lanjut terkait komentar dari miliarder tersebut.
BACA JUGA:
- Twitter Perbarui Kebijakan untuk Cegah Postingan Berisi Ancaman
- Resmi! Ini Harga dan Cara Berlangganan Twitter Blue di Indonesia
SVB berspesialisasi dalam pembiayaan start-up dan telah menjadi bank AS terbesar ke-16 berdasarkan aset, dengan aset USD 209 miliar dan deposito sekitar USD 175,4 miliar.
Masalah ini bank dipicu oleh penarikan pelanggan yang menyebabkan perusahaan melikuidasi posisi sekuritas yang nilainya anjlok akibat kenaikan suku bunga Federal Reserve.