Telset.id, Jakarta – Airplane Mode atau Mode Pesawat di perangkat seluler sepertinya tidak akan lagi berguna bagi para pengguna di kawasan Uni Eropa. Kenapa?
Airplane Mode bisa jadi tidak lagi bermanfaat seiring keputusan Komisi Eropa mengizinkan maskapai penerbangan menyediakan teknologi 5G di pesawat.
Dengan kata lain, penumpang maskapai penerbangan di Uni Eropa bakal bisa menggunakan telepon seluler secara maksimal ketika sedang berada di langit.
BACA JUGA:
- Kenapa Harus Aktifkan Mode Pesawat Saat Anda Terbang?
- Cara Memperkuat Sinyal HP untuk Atasi Hilang Sinyal
Telset kutip dari BBC, Minggu (4/12/2022), batas waktu bagi negara anggota untuk menyediakan pita frekuensi 5G untuk pesawat adalah 30 Juni 2023.
Thierry Breton, Komisioner Uni Eropa untuk Pasar Internal, mengatakan bahwa rencana tersebut akan memungkinkan layanan inovatif bagi masyarakat.
“Langit tidak lagi menjadi batas dalam hal kemungkinan yang ditawarkan oleh konektivitas super cepat dan berkapasitas tinggi,” demikian terang Breton.
Komisi Uni Eropa mencadangkan pita frekuensi tertentu untuk pesawat sejak 2008, memungkinkan beberapa layanan menawarkan akses internet di udara.
Namun, layanan itu secara historis lambat karena mengandalkan peralatan untuk menghubungkan orang-orang melalui satelit antara pesawat dan darat.
Sistem baru bakal bisa memanfaatkan kecepatan pengunduhan jauh lebih cepat yang disediakan oleh 5G, yang menurut jaringan bisa lebih dari 100Mbps.
Dai Whittingham, kepala eksekutif Komite Keselamatan Penerbangan Inggris, mengatakan bahwa Mode Pesawat secara historis mempunyai arti penting.
“Ada kekhawatiran sinyal ponsel dapat mengganggu sistem kendali penerbangan. Karenanya, saat penerbangan, Mode Pesawat harus aktif,” paparnya.
Ada kekhawatiran di Amerika Serikat bahwa frekuensi 5G dapat mengganggu penerbangan, bahkan berpotensi memicu kesalahan pengukuran ketinggian.
BACA JUGA:
- Kok Bisa Ada Internet Dalam Pesawat di Ketinggian 35.000 Kaki?
- Naik Pesawat AirAsia Kini Bisa Internetan
Kendati demikian, Whittingham melanjutkan, hal tersebut bukan masalah di Inggris dan Uni Eropa. “Prospek gangguan oleh sinyal jauh lebih sedikit,” ucapnya.
Ia menjelaskan, Uni Eropa mempunyai frekuensi berbeda untuk 5G. Katanya, ada pengaturan daya lebih rendah daripada yang diizinkan di Amerika Serikat.