Telset.id, Jakarta – Kecanggihan teknologi Artificial Intelligence (AI), ternyata berbahaya bagi umat manusia, karena Mantan Bos AI Google Geoffrey Hinton menyebut kalau teknologi AI lebih mengancam daripada perubahan iklim.
Geoffrey Hinton adalah ahli AI karena karyanya yang bertajuk Learning representations by back-propagating errors di tahun 1986 merupakan tonggak sejarah dalam pengembangan jaringan saraf yang mendukung teknologi AI.
Selain itu, pria berjulul “Godfathers AI” ini pada tahun 2018 dianugerahi Turing Awards sebagai pengakuan atas terobosan penelitiannya terkait AI. Namun, baru-baru ini Hinton memutuskan untuk keluar dari VP Google karena khawatir AI akan membuat kekacauan.
Dalam sebuah wawancara kepada Reuters, Hinton menjelaskan lebih lanjut mengenai ketakutannya terhadap AI. Dikutip Telset dari Gadget 360 pada Senin (08/05/2023), Hinton menyebut kalau ancaman teknologi AI lebih besar ketimbang perubahan iklim.
BACA JUGA:
- Tidak Mau Kecolongan, Samsung Bikin AI Sendiri Seperti ChatGPT
- Khawatir AI Bakal Buat Kekacauan, Bos AI Google Pamit Mundur
- Presiden AS Bertemu Bos Google dan ChatGPT, Bahas Bahaya AI
“Saya tidak ingin meremehkan perubahan iklim. Saya tidak ingin mengatakan, Anda tidak perlu khawatir tentang perubahan iklim karena itu juga risiko yang sangat besar. Namun saya pikir ini mungkin akan menjadi lebih mendesak,” jelas Hinton.
Laki-laki berusia 75 tahun itu menilai kalau solusi dari perubahan iklim sudah ditemukan, yakni berhenti melakukan pembakaran supaya zat karbon di Bumi berkurang.
Perubahan iklim beda dengan teknologi AI, yang hingga kini belum ditemukan solusi untuk menghadapi ancaman kecanggihan dari AI.
“Dengan perubahan iklim, sangat mudah untuk merekomendasikan apa yang harus Anda lakukan yaituu berhenti membakar karbon. Jika Anda melakukannya, pada akhirnya semuanya akan baik-baik saja. Untuk ini sama sekali tidak jelas apa yang harus Anda lakukan,” tutur Hinton.
Di wawancara tersebut Hinton juga menanggapi langkah Elon Musk dan ahli teknologi lainnya, yang meminta perusahaan AI menghentikan pelatihan AI. Dirinya kurang setuju dengan permintaan tersebut, karena yang harus dipikirkan saat ini adalah mengatasi ancaman AI.
BACA JUGA:
- Bos OpenAI Takut ChatGPT akan Gantikan Pekerjaan Manusia
- Mantan Bos Google China Umumkan Project AI 2.0, Pesaing ChatGPT
“Ini sama sekali tidak realistis. Saya di kubu yang berpikir ini adalah risiko eksistensial, dan itu cukup dekat sehingga kita harus bekerja sangat keras sekarang, dan mengerahkan banyak sumber daya untuk mencari tahu apa yang bisa kita lakukan,” tutup Hinton. [NM/HBS]