Telset.id, Jakarta – Menurut sebuah studi terbaru, teknologi AI saat ini bisa membantu meningkatkan kemampuan verifikasi data refrensi di Wikipedia dengan melatih algoritma untuk meningidentifikasikan kutipan di situs web yang menjadi sumer.
Seperti yang sudah diketahui, kita tidak bisa mempercayai berbagai informasi dari Wikipedia, oleh karena itu kita harus melihat sumber asli yang dikutip dalam footnote Wikipedia.
Namun, ada juga kemungkinan sumber utama dari Wikipedia tidak bisa dipercaya karena menyesatkan. Lebih lanjut, para peniliti telah mengembangkan AI untuk meningkatkan kemampuan verifikasi sumber data di Wikipedia dengan melatih algoritma untuk mendeteksi kutipan di situs tersebut.
BACA JUGA:
- Batasi Pengeditan, Elon Musk Tuding Wikipedia Tidak Objektif Lagi
- Canggih! Amazon Klaim Robot Bertenaga AI Bantu Pemesanan Hingga 25%
Program baru bertenaga AI bernama SIDE ini akan melakukan dua hal, yakni memeriksa apakah sumber utama akurat dan menyarankan sumber baru sebagai tambahan informasi bagi penggunanya.
Namun, AI beroperasi dengan menganggap bahwa klaim Wikipedia benar. Artinya, meskipun dapat memeriksa validitas suatu sumber, SIDE tidak dapat benar-benar memverifikasi klaim yang dibuat dalam sebuah entri.
Dalam sebuah studi, dikatakan orang-orang lebih menyukai kutipan yang disarankan AI daripada 70 persen aslinya. Para peneliti menemukan bahwa hampir 50 persen kasus, SIDE menyajikan sumber yang telah digunakan oleh Wikipedia sebagai referensi utama.
Dan 21 persen dari keseluruhan kasus, SIDE selangkah lebih maju ketika menghasilkan rekomendasi yang sudah dianggap tepat oleh anotator manusia dalam penelitian tersebut.
Meskipun, AI tampaknya menunjukkan bahwa AI dapat secara efektif membantu editor memverifikasi klaim Wikipedia, para peneliti mengakui bahwa program alternatif dapat mengungguli desain mereka saat ini baik dalam kualitas maupun kecepatan.
Sayangnya, kemampuan SIDE hanya terbatas untuk mempertimbangkan referensi yang terkait dengan halaman web. Kenyataannya, Wikipedia mengutip buku, artikel ilmiah, dan informasi yang disajikan melalui media lain di luar teks seperti gambar dan video.
Namun di luar batasan teknisnya, premis Wikipedia adalah bahwa penulis mana pun di mana pun dapat memberikan referensi pada suatu topik. Para peneliti berpendapat bahwa penggunaan Wikipedia sendiri mungkin bisa membatasi penelitian ini.
Mereka menyinggung bahwa individu yang memasukkan kutipan ke situs web dapat menyebarkan bias tergantung pada sifat topik yang dipermasalahkan.
Sementara itu, kita semua tahu bahwa program apa pun, terutama AI yang bergantung pada pelatihan, rentan terhadap paparan virus. Data yang digunakan untuk melatih dan mengevaluasi model SIDE mungkin terbatas dalam hal ini.
Namun tetap saja, manfaat penggunaan AI untuk menyederhanakan pemeriksaan fakta, atau setidaknya menggunakannya sebagai alat pendukung, sangat bisa berdampak besar pada penerapan untuk kebutuhan lainnya.
Sementara itu, Wikipedia dan perusahaan media sosial perlu menghadapi pelaku kejahatan dan bot yang membanjirinya dengan informasi palsu. Mengingat saat ini banya penyebaran perang antara Israel dan Hames, lalu ada juga informasi mengenai pemilihan presiden.
BACA JUGA:
- Ngeri! Korea Utara Pakai Teknologi AI Buat Perang Siber
- Gawat! Ancaman AI Lebih Mengerikan Dibanding Perubahan Iklim
Kebutuhan untuk memitigasi misinformasi online dapat dibantu dengan alat AI, seperti SIDE, yang dirancang untuk tujuan ini. Namun masih ada beberapa kemajuan yang perlu dilakukan lagi sebelum hal tersebut dapat terwujud.