Telset.id, Jakarta – Mantan Presiden Google China, Lee Kai-fu telah mengumumkan peluncuran perusahaan AI (Artificial Intelligence) yang disebut Project AI 2.0. Platform AI 2.0 digadang-gadang akan menjadi pesaing ChatGPT, bahkan diklaim bakal lebih kuat.
Salah satu pendekatan paling populer untuk AI bahasa generatif dengan sistem kecerdasan buatan atau AI adalah ChatGPT, yang dikembangkan perusahaan asal Amerika OpenAI.
Kehebatan ChatGPT sebagai bahasa generatif AI mengacu pada sistem kecerdasan buatan yang dapat menghasilkan teks bahasa alami yang mirip dengan apa yang mungkin ditulis manusia.
Sistem ini biasanya didasarkan pada jaringan saraf pembelajaran mendalam (deep learning neural networks) dan menggunakan kumpulan data teks yang besar untuk mempelajari pola dan struktur bahasa.
Rangkaian model GPT yang dikembangkan oleh OpenAI ini dilatih pada data teks dalam jumlah besar, memungkinkan mereka menghasilkan teks berkualitas tinggi yang seringkali tidak dapat dibedakan dari tulisan manusia.
BACA JUGA:
- Langgar Privasi Data Pengguna, ChatGPT Diblokir di Italia
- Meta akan Pakai Teknologi AI di WhatsApp dan Instagram
- Bos OpenAI Takut ChatGPT akan Gantikan Pekerjaan Manusia
Project AI 2.0 Pesaing ChatGPT
Lee Kai-fu, seorang konglomerat China yang juga mantan presiden Google China, telah mengumumkan peluncuran perusahaan kecerdasan buatan (AI) baru yang disebut Project AI 2.0.
Lee mengatakan perusahaan yang ia dirikan berbeda dengan para kompetitornya. Lee berambisi mendirikan perusahaan teknologi global yang berfokus pada pembuatan platform AI 2.0 dan aplikasi produktivitas.
Dalam pengumumannya baru-baru ini di WeChat, Lee menegaskan bahwa perusahaan tersebut bukan hanya akan mengembangkan ChatGPT versi China, tapi juga akan menawarkan lebih dari sekadar alat obrolan berperforma tinggi, grafis yang dihasilkan AI, dan teks.
Tujuan Lee adalah untuk mendefinisikan kembali bagaimana pengguna mengakses dan berinteraksi dengan antarmuka melalui AI 2.0, yang dia yakini akan menjadi teknologi pendukung paling signifikan untuk meningkatkan produktivitas sosial di abad ke-21.
Untuk mewujudkan ambisinya, Lee telah menyiapkan pendanaan dan teknologi komputasi untuk Project AI 2.0, dan berencana untuk menarik talenta terbaik dari seluruh dunia.
Dengan terobosan dalam teknologi deep learning yang dikembangkan, Lee memperkirakan bahwa AI telah berpindah dari versi 1.0 ke 2.0, mengarah ke transformasi berbasis platform.
BACA JUGA:
- Google Ajak Pixel Superfans Jajal Chatbot AI Bard, Mau?
- Google Garap Teknologi AI untuk Ultrasound dan Terapi Kanker
Project AI 2.0 ini diumumkan setelah sebelumnya beberapa perusahaan teknologi besar China, termasuk Baidu, Alibaba, dan Tencent, bergegas mengumumkan produk AI yang mirip dengan ChatGPT.
Terlepas dari persaingan yang kian panas itu, Lee yakin bahwa Project AI 2.0 yang akan dia kembangkan ini akan lebih menonjol, karena fokusnya pada jangkauan global dan aplikasi produktivitas. [FY/HBS]