Telset.id, Jakarta – Tokopedia cukup berhasil membantu pelaku usaha untuk bertahan di tengah pandemi Covid-19. Buktinya menurut riset di tahun 2020 lalu sekitar 7 dari 10 penjual di Tokopedia mengalami kenaikan penjualan dengan median sebesar 133%.
Riset dilakukan oleh Riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) pada tahun 2020.
Riset bertajuk “Bertahan, Bangkit dan Tumbuhnya UMKM di Tengah Pandemi melalui Adopsi Digital” itu mengungkapkan bahwa ada peningkatan penjualan pelaku usaha di beberapa provinsi.
Untuk peningkatan penjualan ini, riset dari UI mencatat bahwa 7 dari 10 penjual di Tokopedia mengalami kenaikan penjualan dengan median atau nilai tengah sebesar 133%.
{Baca juga: Tokopedia Dukung Sepatu Lokal Lewat “Bersebelas #MelangkahBareng”}
Ada 3 provinsi dengan peningkatan penjualan pelaku usaha tertinggi di Tokopedia, yaitu Nusa Tenggara Barat sebesar 144,6%, Sulawesi Tengah sebesar 73,4% dan Sulawesi Selatan meningkat sebesar 73,3%.
Sementara tiga provinsi dengan peningkatan jumlah pelaku usaha tertinggi di Tokopedia selama pandemi adalah Bali dengan presentase peningkatan sebesar 66,2%, kemudian Yogyakarta dengan 42,2% dan DKI Jakarta dengan presentase peningkatan 28,3%.
Menurut Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia, Astri Wahyuni riset ini membuktikan bahwa pandemi Covid-19 telah mempercepat terjadinya proses transformasi digital.
Selain itu hasil riset ini sejalan dengan komitmen Tokopedia untuk terus membantu pengguna dan pelaku usaha melalui pemanfaatan teknologi.
“Pandemi telah mempercepat transformasi digital di berbagai sektor. Digitalisasi dan teknologi bukan lagi sekadar nilai tambah, tetapi telah berkembang pesat menjadi sebuah kebutuhan untuk menjawab tantangan pandemi,” tutur Asri
“Tokopedia berkomitmen #SelaluAdaSelaluBisa untuk mempermudah masyarakat memenuhi kebutuhan harian hingga menciptakan peluang lewat pemanfaatan teknologi khususnya di tengah pandemi,” tambah Astri.
Riset terbaru dari UI ini juga menjelaskan mengenai karakteristik penjual dan alasan mereka bergabung ke Tokopedia.
Menurut Kepala LPEM FEB UI, Riatu Mariatul Qibthiyyah menjelaskan bahwa lebih dari 50% penjual di Tokopedia adalah pencari nafkah tunggal di keluarga mereka.
“Sebesar 68,6% penjual yang bergabung dengan Tokopedia pada saat pandemi merupakan pencari nafkah tunggal di keluarga.” ucap Riatu.
Lebih lanjut sekitar 76,4% penjual mengatakan kemudahan mengelola bisnis menjadi alasan utama bergabung dengan Tokopedia. Saat pandemi pula, terdapat 90% penjual berskala mikro di Tokopedia.
Pandemi Ubah Pola Konsumsi Masyarakat
Pandemi juga mengubah pola konsumsi masyarakat. Hasilnya belanja online semakin menjadi alternatif masyarakat sehingga pengeluaran pengguna Tokopedia meningkat hingga 71%.
“Rata-rata pengeluaran bulanan konsumen sebelum dan saat pandemi di Tokopedia meningkat 71%,” ungkap Riatu berdasarkan keterangan resmi yang diterima pada Kamis (25/03/2021).
Riset LPEM FEB UI mengungkap juga bahwa transaksi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan kesehatan, hobi dan tagihan meningkat saat pandemi.
{Baca juga: Teken Perjanjian Jual-Beli, Gojek dan Tokopedia Sepakat Merger?}
“Platform belanja online Tokopedia semakin diandalkan berbagai kalangan. Konsumen baru dari kalangan ibu rumah tangga, pelajar, mitra aplikasi online, wirausaha tanpa karyawan dan pekerja lepas meningkat di masa pandemi,” imbuh Riatu.
Riset LPEM FEB UI di sisi lain menemukan bahwa e-wallet terverifikasi dan mobile/internet banking adalah dua produk keuangan yang paling banyak didaftarkan saat pandemi. Selain itu, transaksi melalui virtual account dan e-wallet juga banyak dipilih selama pandemi.
Hasil riset UI ini membuktikan bahwa Tokopedia berhasil membantu penjual untuk bertahan di masa pandemi Covid-19. [NM/HBS]