Telset.id, Jakarta – Konten di internet menjadi konsumsi semua orang. Padahal, apa yang tersaji belum tentu 100 persen valid. Google bahkan mengungkap fakta mengejutkan bahwa 60 persen konten di internet adalah hasil colongan atau duplikat dan hoaks.
Konten di internet selama ini juga nyaris seragam untuk setiap topik. Salah-salah mengakses, kita justru bisa mengonsumsi konten yang sejatinya keliru atau hoaks.
Saat ini memang ada banyak sekali konten palsu di internet. Berbicara tentang konten atau orang, yang pasti dunia maya hanya berisi informasi sarat duplikasi.
BACA JUGA:
- Dicaplok Elon Musk, Apakah Twitter Masih Jadi Platform Antihoaks?
- Penyebaran Konten Hoaks Meningkat Selama Pandemi Covid-19
Pertanyaannya, seberapa besar proporsi konten duplikasi? Sebagai mesin pencari terbesar serta terpopuler, Google telah memberikan jawabannya kepada kita.
Analis tren Google Webmaster, Gary Illye, mengatakan bahwa 60 persen informasi di dunia maya hanyalah duplikasi alias hasil colong-colongan atau comotan.
“Konten duplikat umumnya mengacu kepada blok substantif di dalam atau seluruh domain, yang sama persis atau sangat mirip dengan yang lain,” kata Gary.
Karenanya, demi optimalisasi mesin pencari (SEO), sebuah situs harus menghindari penggunaan konten semacam itu. Situs harus menyediakan konten sendiri.
Seperti Telset kutip dari Gizchina, Senin (28/11/2022), Google mengonfirmasi sedang mengerjakan alat khusus bagi para pengguna perangkat berbasis Android.
Alat tersebut akan memungkinkan para pengguna Android untuk “mengarsipkan” beberapa aplikasi. Alat itu membantu untuk membuat beberapa ruang di perangkat.
Menurut Google, hingga 60 persen memori perangkat dapat tersedia hanya dengan memakai arsip aplikasi. Saat mengarsipkan, semua data di aplikasi tetap ada.
Fitur tersebut juga tidak akan menghapus aplikasi untuk HP. Namun, fitur akan menghapus beberapa bagian aplikasi untuk mengurangi sumber daya yang dikonsumsi.
BACA JUGA:
- Kenapa Jejak Digital di Internet Hampir Mustahil untuk Dihapus?
- 533 Juta Data Pengguna Facebook Bocor di Internet, Termasuk Indonesia
Play Store baru-baru ini menerima pembaruan v33.4. Pembaruan menghadirkan fitur arsip aplikasi. Saat mengarsipkan, ikon aplikasi tidak akan hilang dari desktop.
Namun, akan ada indikasi di ikon bahwa aplikasi diarsipkan. Indikasinya berupa logo unduhan cloud. Google menghadirkannya untuk optimalisasi konten di internet. [SN/HBS]