Telset.id, Jakarta – Jejak digital adalah bukti otentik. Sialnya, sebagian orang menganggap apapun yang disebarkan di internet masih bisa untuk dihapus. Padahal, jejak digital di Internet hampir mustahil untuk dihapus. Kenapa?
Jejak digital di Internet bisa berupa postingan foto dan video, pesan, maupun data pribadi. Topik mengenai hal tersebut menjadi bahasan utama dalam komite Senat Amerika Serikat.
Secara spesifik, seperti Telset kutip dari CNN, mereka saling silang soal misteri apakah mungkin untuk menghapus jejak digital di internet.
Peiter “Mudge” Zatko, eks petinggi di Twitter, berujar bahwa jejaring sosial tak bisa diandalkan untuk hapus data pengguna yang membatalkan akun.
BACA JUGA:
- Dianggap Sebar Berita Palsu, Google Didenda Rusia Rp 5,6 Triliun
- Rusia Pakai UU Hoaks untuk Sikat Influencer Medsos Ekspatriat
Zatko menuduh, dalam beberapa kasus, Twitter tidak menghapus data pengguna karena kehilangan jejak informasi. Twitter mengelak atas tuduhan Zatko.
Twitter menyebut, Zatko melukiskan “narasi palsu”. Twitter sebelumnya mengklaim punya alur kerja untuk “mulai proses penghapusan” data pengguna.
Matz, peneliti media sosial dan profesor di Columbia Business School, mengingatkan betapa sering kita tak sadar membagikan data pribadi secara online.
“Kedengarannya sederhana. Apa pun yang Anda sebarkan, jangan pernah berharap menjadi pribadi lagi. Mustahil mereset sesuatu dari internet,” ucapnya.
Ravi Sen, peneliti dan profesor keamanan siber di Texas A&M University, mengatakan, penegak hukum dan kelompok lain bisa mengatasi jejak digital.
Syaratnya, ia berkata, ada sumber daya dan akses ke alat dan keahlian yang tepat” untuk membantu banyak orang yang tidak tahu telah menyebar data-data.
Setiap postingan, baik email, komentar media sosial, atau pesan langsung, biasanya disimpan di perangkat pengguna, perangkat penerima, server platform.
“Idealnya, jika pengguna menghapusnya, konten harus menghilang dari ketiga lokasi tersebut. Tapi, secara umum, memang tidak terjadi semudah itu,” terangnya.
Sen mengatakan, Anda dapat menghubungi perusahaan dan meminta untuk menghapus data dari server meskipun memang tidak akan berlangsung mudah.
Menurut para pakar privasi, cara terbaik untuk mengontrol data online adalah dengan menggunakan aplikasi yang menawarkan sistem enkripsi ujung ke ujung.
BACA JUGA:
- Cara Bagikan Tweet Twitter ke Instagram Stories via HP Android
- Twitter Mulai Uji Coba Fitur Tombol Edit, Rilis Akhir Bulan Ini
Penting juga untuk mengelola pengaturan pencadangan cloud untuk memastikan data pribadi dari layanan terenkripsi masih tidak dapat diakses di tempat lain. [SN/HBS]