Pilpres Kelar, Facebook dan Google Tetap Larang Iklan Politik

Telset.id, Jakarta – Facebook dan Google tetap melarang penyebaran iklan politik meski perhelatan pemilihan presiden Amerika Serikat (AS) sudah kelar. Menurut mereka, iklan politik menimbulkan kontroversi.

Facebook dan Google telah mengonfirmasi kepada Financial Times, seperti dikutip Telset dari Ubergizmo, Jumat (13/11/2020), larangan iklan politik di platform diperpanjang sampai batas waktu belum ditentukan.

Google mengaku akan mengevaluasi situasi setiap minggu. Artinya, setiap larangan berlangsung sekitar satu minggu. Pada minggu berikutnya, Google bisa saja memutuskan untuk mengizinkan iklan politik nongol di platform.

Selain sangat memecah belah dan terkadang kontroversial, platform media sosial harus berurusan dengan penyebaran informasi salah. Pengguna sangat mudah untuk mengklik tombol “bagikan” sebuah artikel yang mengandung unsur politik.

{Baca juga: Facebook Hapus 216 Iklan Kampanye Donald Trump}

Padahal, isinya mungkin salah atau mengandung kesalahan faktual. Penyebaran informasi salah dapat menebarkan kebencian, mengakibatkan kepanikan, atau lebih buruk jika dibiarkan bisa memecah belah persatuan.

Facebook dan Google sebenarnya paling tidak bisa melakukan larangan iklan politik. Namun, Facebook telah mencoba yang terbaik untuk menekan grup di platform yang tampaknya menyebarkan klaim palsu.

Facebook Hapus Ratusan Iklan Politik Donald Trump

Iklan politik Facebook Google
Foto: Los Angeles Times

Selama masa kampanye pilpres AS 2020, Facebook memang telah menghapus ratusan iklan politik, khususnya dari Donald Trump. Setidaknya, 216 iklan kampanye Donald Trump tentang Joe Biden, pengungsi, dan Covid-19.

“Kami menolak, tidak mengizinkan klaim bahwa keselamatan fisik, kesehatan, atau kelangsungan hidup seseorang terancam oleh orang-orang berdasarkan asal negara atau status imigrasi,” kata Facebook.

Menurut Facebook, iklan politik Trump melanggar kebijakan perusahaan. Iklan Trump mengklaim bahwa terlepas dari risiko kesehatan Covid-19, Joe Biden akan secara drastis meningkatkan jumlah pengungsi dari Suriah, Somalia, dan Yaman.

Facebook menyatakan bahwa iklan “tidak boleh berisi konten yang menegaskan atau menyiratkan atribut pribadi”, termasuk “pernyataan atau implikasi langsung atau tidak langsung tentang ras dll.

{Baca juga: Kalah Pilpres AS, Donald Trump Lupa Blokir TikTok}

Kebijakan Facebook memang sangat menentang konspirasi mengenai asal etnis, agama, kepercayaan, usia, orientasi, atau praktik seksual, identitas gender, kecacatan, kondisi medis, status keuangan, dan catatan kriminal.

Donald Trump Belum Terima Hasil Pilpres

Iklan Politik Donald Trump

Pemilihan presiden AS telah usai. Joe Biden memenangkan suara atas Donald Trump. Kendati demikian, tensi panas masih mewarnai kontestasi politik itu. Trump belum terima dengan hasil penghitungan suara.

Dalam pemilihan presiden AS 2020, pasangan Donald Trump dan Mike Pence kalah dari Joe Biden dan Kamala Harris karena hanya mendapatkan 214 suara elektoral.

Pasangan Joe Biden dan Kamala Harris menjadi pemenang pilpres AS 2020 dengan raihan 290 suara elektoral. Dalam aturan pemilu di Amerika Serikat, pasangan terpilih harus meraih minimal 270 suara elektoral dari 538 suara yang diperebutkan. (SN/MF)

SourceUbergizmo

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI