Telset.id, Jakarta – Sebuah kabar kurang menyenangkan datang dari perusahaan penyedia aplikasi diskusi audio, Clubhouse. Disebutkan, demi mengubah strategi bisnis perusahaan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) karyawan.
Dilansir Telset.id dari Engadget pada Minggu (5/6/2022), tidak diketahui berapa banyak staf yang terkena PHK. Hanya ada informasi kalau terdapat nama-nama penting yang harus meninggalkan Clubhouse.
Salah satunya Nina Gregory, mantan editor National Public Radio yang mengepalai bidang inisiatif kemitraan berita di Clubhouse.
Juru bicara Clubhouse menyebut kalau PHK dilakukan karena perusahaan tengah mengubah struktur kepemimpinan dan strategi bisnis. Sayangnya tidak dijelaskan mengenai perubahan strategi bisnis yang dimaksud.
“Beberapa peran dihilangkan sebagai bagian dari perampingan tim kami, dan beberapa individu memutuskan untuk mengejar peluang baru,” kata juru bicara Clubhouse.
BACA JUGA:
- Zenius PHK Lebih Dari 200 Karyawan, Ini Alasannya!
- LinkAja PHK Karyawan Seiring Perubahan Fokus Bisnis
Meski melakukan PHK karyawan, perusahaan asal Amerika Serikat itu mengklaim kalau mereka terus merekrut karyawan baru yang berfokus pada pengembangan desain.
“Kami terus merekrut untuk banyak peran di bidang teknik, produk, dan desain,” sambungnya.
Perlu diketahui kalau Clubhouse sukses menarik banyak pengguna di awal pandemi Covid-19. Ketika itu pembatasan sosial mengakibatkan orang-orang sulit melakukan diskusi sehingga Clubhouse menjadi solusi, untuk melakukan diskusi audio secara online.
Diskusi audio dianggap sebagai cara yang tepat bagi orang-orang, untuk berdiskusi dengan teman atau keluarga tanpa harus berada di depan kamera sehingga percakapan bisa lebih santai.
Seiring berjalannya waktu, konsep diskusi audio mulai dikembangkan perusahaan teknologi besar seperti Meta, Twitter dan Spotify.
Hasilnya Meta merilis Live Audio Rooms di Facebook, Twitter membuat Spaces dan Spotify punya Greenroom atau kini berubah jadi Spotify Live.
Demi melawan mereka, Clubhouse telah melakukan berbagai inovasi seperti menambahkan fitur teks secara real-time dan streaming audio berkualitas tinggi untuk menandingi dan melampaui pesaingnya.
Akan tetapi cara ini sepertinya belum cukup, sehingga perusahaan memutuskan untuk melakukan perubahan bisnis dan PHK karyawan agar mampu bertahan.
BACA JUGA:
- Pertumbuhan yang Melambat Paksa Netflix Kembali PHK Karyawan
- Pendengar Clubhouse Kini Bisa Kirim Chat di Room
Di sisi lain fenomena PHK karyawan perusahaan teknologi juga terjadi di Indonesia. Perusahaan edutech Zenius dan fintech LinkAja telah mengumumkan telah melakukan PHK karyawan beberapa waktu lalu. [NM/IF]