Telset.id, Jakarta – China mengungguli teknologi nirkabel ultra-cepat dengan diam-diam meluncurkan satelit uji 6G pertama di dunia ke luar angkasa. Di lain sisi, Amerika Serikat (AS) masih memulai 5G.
Satelit Star Era-12 memiliki pita frekuensi sangat tinggi sehingga harus diuji di luar angkasa. “Sinyalnya tidak akan hilang semudah di udara,” jelas Thyagarajan Nandagopal dari National Science Foundation.
{Baca juga: Apple, Samsung dkk Kompak Kembangkan Teknologi 6G}
Seberapa cepat pita tersebut tidak diketahui. Namun, seperti dilansir New York Post, Nandagopal memperkirakan kisaran 100 dan 500 Gigahertz atau Ghz, yang tak lain 100 kali lebih cepat daripada jaringan 5G.
Untuk memahami kecepatan itu, bandingkan smartphone 5G dan 4G. Model 5G 100 kali lebih cepat daripada 4G. Nah, 6G China mencakup segala hal mulai komunikasi hingga telemedicine hingga keamanan nasional.
Profesor Tommaso Melodia, yang mengepalai Institut Northeastern University untuk Internet Nirkabel, menyatakan bahwa produk dan layanan baru akan mengalirkan miliaran dolar ke ekonomi global.
Dikutip Telset, Senin (16/11/2020), Nandagopal mengatakan bahwa teknologi akan “mendefinisikan” 6G dalam beberapa tahun. Menurutnya, orang AS perlu mengingat betapa pentingnya penelitian komunikasi.
{Baca juga: China Resmikan Laboratorium 6G Super Canggih}
“Kami bersemangat dengan hal-hal lain, semisal kecerdasan buatan dan kemajuan perangkat lunak seperti Cloud. Saat pandemi Covid-19, kami menganggap nirkabel sebagai sesuatu yang penting,” terangnya.
China diketahui serius mengembangkan jaringan telekomunikasi di negaranya. Hal itu dibuktikan dengan dua laboratorium 6G yang diresmikan Kementerian Sains dan Teknologi China beberapa waktu lalu.
China membangun laboratorium 6G bertujuan untuk melakukan penelitian dan pengembangan jaringan 6G. Hal ini menunjukkan China tidak pernah berhenti melakukan inovasi teknologi jaringan seluler supercepatnya. [SN/HBS]
