Telset.id, Jakarta – CEO Twitter, Jack Dorsey, dilaporkan telah berhenti mengikuti atau unfollow akun Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dan Presiden terpilih Joe Biden di platform media sosial Twitter.
Tak hanya itu, Dorsey kabarnya juga berhenti mengikuti akun Wakil Presiden terpilih Kamala Harris dan Ivanka Trump. Laporan disampaikan akun Twitter @BigTechAlert, pemantau aktivitas para bos teknologi.
{Baca juga: Jack Dorsey Lolos dari “Pengadilan” Dewan Direksi Twitter}
Sejak 17 November, dikutip Telset dari New York Post, Selasa (22/12/2020), Trump kehilangan 368.743 pengikut di Twitter. Data berasal dari Factba.se, situs yang melacak pernyataan dan tweet publik Trump.
Dalam rentang waktu yang sama, Biden memperoleh tambahan sekitar 2,5 juta pengikut di platform media sosial. Momentum tersebut terjadi sejak Biden memenangkan pemilihan presiden AS, awal November 2020.
Selama memimpin AS, Trump diketahui sangat aktif di Twitter. Ia mengeluarkan pernyataan cepat dari akun itu, termasuk menghina lawan, bahkan menyindir keputusan kebijakan dari platform mikroblogging itu.
Setelah Biden menjabat, Twitter mengatakan bahwa Trump akan kehilangan perlindungan tertentu yang diberikan kepada para pemimpin dunia. Trump bakal tunduk kepada aturan yang sama seperti pengguna biasa.
{Baca juga: Cuitan Pilpres AS Donald Trump Disensor Twitter, Kenapa?}
Kebijakan tegas Twitter untuk menghilangkan perlindungan tertentu kepada Trump sempat membuat polemik. Lebih-lebih, Dorsey dan kolega dikabarkan menjadi penyokong dana Biden selama kampanye.
Sebelumnya, cuitan Donald Trump tentang Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2020 (Pilpres AS) dihapus Twitter. Cuitan tersebut disensor Twitter karena dianggap memberikan informasi yang menyesatkan.
Cuitan Pilpres Donald Trump mengeluarkan pernyataan kontroversial ketika lawannya, Joe Biden, sedang melakukan pidato di hadapan publik.
Melalui akun @realDonaldTrump dituliskan kalau suara pasangan Donald Trump-Mike Pence mengalami kenaikan yang signifikan. Trump menduga kalau ada pihak yang mencoba mencuri suara miliknya namun tidak dijelaskan siapa pihak yang dimaksud.
{Baca juga: Donald Trump Kalah Pilpres AS Jadi Gunjingan di Medsos}
“kami naik BESAR, tetapi mereka mencoba MENCURI Pemilu. Kami tidak akan pernah membiarkan mereka melakukannya. Suara tidak dapat diberikan setelah poling ditutup!” cuit Trump pada Rabu (04/11/2020). [SN/HBS]