Telset.id, Jakarta – Akun Twitter Kanye West ditangguhkan baru-baru ini, setelah posting gambar swastika yang digabungkan dengan Bintang Daud.
Elon Musk mengonfirmasi penangguhan akun Twitter Kanye West lewat sebuah cuitan. Cuitan itu membalas postingan Ye, panggilan West, mengenai foto sang miliarder.
“Saya mencoba yang terbaik. Meski begitu, ia kembali melanggar peraturan. Kami melarang hasutan untuk melakukan kekerasan,” cuit Musk, dilansir Gadgets360.
Ye membuat serangkaian komentar soal antisemit dalam beberapa pekan terakhir, termasuk memuji Hitler dalam sebuah wawancara dengan ahli teori konspirasi.
BACA JUGA:
- Elon Musk Mau Bikin Smartphone yang Bisa Mengalahkan iPhone, tapi..
- Bahas Nasib Twitter di App Store, Elon Musk Temui Tim Cook
Pernyataan Ye memicu penangguhan akunnya dari platform media sosial. Agen bakat mencoretnya dan perusahaan seperti Adidas pun memutuskan hubungan.
Tak cukup, beberapa produsen pakaian olahraga juga telah melakukan penyelidikan atas perilaku sang rapper. Ye sebelumnya menawar untuk membeli media sosial Parler pada Oktober 2022. Saat itu, Ye dan Parlement Technologies membahas tentang akuisisi Parler.
Menurut kedua belah pihak, akuisisi Parler oleh Ye akan selesai dalam waktu tiga bulan terakhir pada tahun ini. Tapi, harga jual dan detail lain tidak diungkapkan.
“Keputusan ini dibuat untuk kepentingan kedua belah pihak pada pertengahan November 2022,” tutur Parlement Technologies dalam sebuah pernyataan.
Parler adalah platform kecil di ruang baru aplikasi sosial sayap kanan dan libertarian, menjanjikan sedikit atau tanpa moderasi konten untuk ujaran kebencian.
Parler juga tidak memoderasi konten untuk rasisme, misinformasi, serta konten tak menyenangkan lainnya. Tidak ada situs yang hampir mencapai status arus utama.
BACA JUGA:
- Presiden Turki Rayu Elon Musk Biar Gratis Akun Centang Biru Twitter
- Pecat Dewan Direksi Twitter, Elon Musk Ingin Jadi Direktur Tunggal
Parler diluncurkan pada Agustus 2018, tetapi mulai tidak meningkat hingga 2020. Parler diluncurkan secara offline pada Januari 2021 karena terkait serangan Capitol.
Sebulan setelah serangan tersebut, Parler mengumumkan peluncuran kembali ke publik, tetapi tidak tersedia di layanan Google Play Store hingga September tahun ini. [SN/IF]
