Akuisisi Twitter oleh Elon Musk Mendekati Final, Ini Buktinya

Telset.id, Jakarta – Akuisisi Twitter  segera menjadi kenyataan. Perusahaan memenuhi permintaan Elon Musk untuk menyetor data-data pengguna pada minggu ini.

Menurut The Washington Post, perusahaan berencana memberi sang miliarder akses penuh ke firehose atau database internal berisi lebih dari 500 juta cuitan setiap hari.

Selain mewakili catatan real-time lalu lintas di Twitter, “harta karun” itu mencakup pula data perangkat dan informasi mengenai akun-akun yang mengakses platform.

Telset kutip dari Engadget, Kami (9/6/2022), proses pembelian Twitter oleh Musk bakal tuntas saat perusahaan menyerahkan “harta karun” itu pada minggu ini.

BACA JUGA:

Sebulan setelah menawar Twitter sebesar USD 44 miliar pada April 2022, Musk memutuskan untuk menahan kesepakatan karena khawatir terhadap data-data palsu.

Perusahaan secara konsisten mengklaim bahwa bot di Twitter mewakili kurang dari lima persen pengguna harian. Musk coba konfirmasi sebelum lanjut akuisisi.

Musk minta data jumlah akun bot dan spam di Twitter. Tak kunjung menerimanya, Musk menuduh Twitter melakukan pelanggaran material dari perjanjian merger.

Mengelak, Twitter menyatakan akan tetap berbagi informasi dengan Musk sebagai upaya menyelesaikan transaksi. Namun, Musk tak kunjung menerima data.

Jumlah bot dan akun palsu di Twitter sangat penting bagi Musk karena akan berdampak terhadap kemampuan untuk memonetisasi platform melalui iklan-iklan.

Musk berkomitmen untuk memberi kompensasi sekitar USD 33 miliar dari kekayaan pribadi guna akuisisi Twitter. Syaratnya, lagi-lagi, Twiter menyerahkan data akun bot.

Proses akuisisi Twitter Elon Musk sangat berliku. Sebelumnya orang terkaya sejagat raya itu mendapat pertentangan dari investor Twitter. Saat itu, para investor Twitter disebutkan menentang sekutu Musk menduduki posisi dewan dalam pertemuan tahunan.

BACA JUGA:

investor memberikan suara menentang Egon Durban, wakil kepala perusahaan ekuitas swasta Silver Lake, mitra Musk. Investor mendukung pembuatan laporan pengeluaran pemilu dan risiko penggunaan klausa penyembunyian.

Para pemegang saham mengikuti saran manajemen untuk memberikan suara menentang proposal lain, termasuk pengeluaran lobi perusahaan. Mereka memilih kembali Patrick Pichette ke jajaran dewan. Masa jabatan pendiri Twitter, Jack Dorsey, sebagai anggota dewan pun berakhir. [SN/HBS]

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI