Galaxy Note 8: Bukan Sekadar Dual Camera

Live Focus

Live focus memudahkan pengguna untuk mengambil foto potrait dengan efek bokeh yang bisa di set levelnya saat itu juga dengan slider, dari minimum hingga maksimum sesuai seleranya. Kemampuan live ini tidak mudah diterapkan untuk semua smartphone karena membutuhkan SoC yang powerful dengan ISP (Image Signal Processor) dan DSP (Digital Signal Processor) yang mumpuni.

Tapi kita sadar terkadang setelah foto potrait kita ambil, setiap orang punya persepsi yang berbeda soal bokeh atau background blur. Ada yang menyukai bokeh maksimum dengan background benar-benar blur, ada yang menganggap bokeh tersebut berlebihan hingga foto potrait seperti tempelan.

Bagusnya walau foto live focus sudah diambil, pada hasilnya kita masih bisa membuat lagi perubahan untuk mengatur bokeh, jadi kita tidak pernah takut salah dan harus mengulang moment untuk mendapatkan tingkat bokeh yang dirasa pas. Kapan saja kita bisa kembali ke hasil foto dan menyetelnya ulang.

Pada live focus, ada pilihan untuk selalu menyimpan foto dari dual camera, baik foto dengan telephoto dan lensa wide standar. Fitur ini menarik untuk mereka yang sulit menetapkan apakah foto yang akan diambil bagus menggunakan telephoto atau lensa standar, karena kedua hasilnya nanti tersimpan.

Keunggulan foto potrait (live focus) pada Galaxy Note8 dibanding smartphone lain, selain bisa di-adjust ulang hasilnya nanti, juga tetap memiliki gambar asli telephoto dan lensa standar. Untuk mereka yang melakukan dokumentasi acara, atau sedang pergi jalan-jalan, yang kadang foto-foto harus diambil cepat-cepat, live focus ini pilihan termudah untuk mendapatkan hasil foto terbaik dengan cepat.

Karena nanti bokehnya bisa di-adjust ulang, bisa dipilih mana moment terbaik, apakah hasil dengan lensa telephoto yang mengedepankan object, atau hasil dengan lensa standar yang memiliki area cakupan foto yang lebih besar, hanya dalam satu jepretan foto.

Live focus tidak selalu bisa jalan di semua kondisi, dan kita akan mendapat notifikasi nya, live focus available berwarna kuning menandakan kita bisa mengambil foto dengan live focus, dan tulisan putih mendakan live focus tidak bisa diambil. Kalau diperhatikan, pencahayaan dan komposisi object menjadi faktor apakah live focus available atau tidak.

Pada saat temaram, live focus lebih sulit didapat dibanding cahaya terang. Saat kita ingin memotret objek dengan live focus dan petunjuk di smartphone mengatakan tidak available, belum tentu live focus tidak bisa diambil. Geser sedikit posisi, hadapkan smartphone ke bawah dan angkat lagi ke object untuk metering ulang, dan live focus seringkali bisa diambil.

Dalam kondisi cahaya mencukupi, hampir kebanyakan live focus selalu available. Tetapi bisa saja jika live focus kadang tidak available karena device yang saya gunakan memang masih pre-release software. Kemungkinan akan lebih sempurna saat sudah menjadi produk resmi yang dijual ke konsumen.

Foto potrait bokeh atau live focus memang lebih menyenangkan untuk dilihat, terlihat lebih profesional dibanding foto potrait biasa. Ada element lebih artistik di sana. Saya percaya nanti pengguna Galaxy Note 8 akan tiba-tiba menjadi senang difoto atau memfoto orang dengan fitur ini.

Keputusan Samsung untuk membenamkan OIS di kedua kamera sepertinya tepat, saya coba membandingkan hasilnya, potongan antara objek depan dan belakang yang dibeberapa smartphone lain yang menggunakan konfigurasi yang sama sedikit blur di bagian tepi, pada Galaxy Note 8 terlihat jelas dan rapi.

Karena live focus pasti mengaktifkan kamera telephoto, OIS ini juga membuat gambar yang diambil terlihat lebih fokus dan tajam. Ini 2 contoh yang saya ambil dari Youtuber reviewer untuk memberikan gambaran pendapat mereka yang sama (credit to Supersaf dan Mrwhosetheboss)

Live focus ini juga menarik untuk digunakan sebagai foto produk, dengan blur maksimum membuat produk akan terlihat lebih stand out. Begitupula saat merekam video sambil bergerak berjalan, ketika icon 2x ditekan dan gambar menjadi zoom, tidak terjadi guncangan dan video tetap steady.

Tergantung juga dengan kondisi pemotretan, kadang live focus ini juga tidak sempurna 100%, karena bagaimanapun pada smartphone efek bokeh ini didapat dari algoritma software, berbeda dengan DSLR yang memang berdasarkan lensa. Jadi terkadang dalam sedikit foto, saat di blow up, kita kemungkinan menemukan bagian kecil  yang harusnya bokeh, terlihat masih fokus.

Kemudian saya berpikir, apa sih kelebihan konfigurasi telephoto untuk foto sehari-hari dibandingkan ultra wide angle, mana yang lebih akan sering digunakan? Wide angle akan baik untuk foto di dalam ruangan yang sempit , foto bangunan arsitektur yang lebih lengkap dalam jarak yang terbatas. Hanya saja pada wide angle menyisakan sedikit distorsi di bagian ujung, yang biasanya sedikit terlihat melengkung. Apa yang bisa dilakukan Galaxy Note 8 dengan kondisi ini?

Semenjak Galaxy S8, saya menemukan ada yang spesial dengan fitur foto panorama-nya, sangat mudah digunakan dengan menggerakkan kemera baik ke arah horisontal maupun vertikal, baik kamera dalam posisi landscape maupun potrait dan stitching nya sangat baik. Di Galaxy Note 8 foto panorama terasa lebih mudah lagi, bisa dibuat dengan gerakan tangan yang cepat.

Beberapa kali saya mencoba menggunakan mode ini untuk mengakali foto bangunan arsitetur yang terlalu dekat jaraknya untuk diambil utuh, atau terlalu tinggi, atau foto di dalam kamar yang tidak bisa didapat lebih utuh hasilnya hanya dengan satu jepretan.

Ketika saya mencoba kembali menggunakan Galaxy Note 5 untuk mengambil foto panorama, terasa lebih mudah naik turun gambarnya tidak semulus kita menggerakkannya di Galaxy Note 8.

Melihat kualitas panorama yang baik, biasanya bisa kita coba di pinggir laut, karena saat smartphone bergerak, demikian juga ombak laut. Foto panorama dengan jahitan yang baik, akan membuat ombak atau gelombang terlihat natural dan tidak terputus.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKAIT

REKOMENDASI
ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI