Jakarta – Aktifitas hacker Indonesia yang membombardir situs-situs Australia masih belum berhenti. Salah satu situs penting yang dibuat ‘KO’ oleh hacker Indonesia adalah situs Polisi Federal Australia.
Situs Federal Police Australia dibuat lumpuh total oleh para hacker Indonesia. Kepastian bobolnya situs ini dapat dibuktikan dengan tidak bisa diaksesnya situs beralamat di www.afp.gov.au itu.
Pelaku penyerangan terhadap situs polisi federal Australia menamakan diri mereka sebagai Hacker Anonymous Indonesia yang tergabung dalam Indonesia Security Down Team. Kelompok ini diketahui melakukan serangan sekitar Pukul 19:25 WIB, Rabu (20/11) malam tadi.
Penyerangan ini dilakukan sebagai tindakan balasan atas para hacker Australia yang juga sebelumnya mencoba menyerang situs Presiden RI, namun salah sasaran. Para hacker Australia menyerang situs www.presiden.go.id, yang sebenarnya tidak ada.
Aksi saling serang antara hacker Indonesia dan Australia terus terjadi dalam seminggu terakhir. Sebelumnya hacker Australia diduga berhasil membuat situs Bank Indonesia “semaput” dalam beberapa jam. Dan sebagai balasannya, hacker Indonesia juga menyerang situs Bank Central Australia.
Situs Bank Central Australia sempat diacak-acak hacker Indonesia, meski tidak sampai mati total atau biasa diistilahkan dengan 404 Not Found. Namun serangan itu cukup membuat repot pihak Bank Central Australia karena sempat beberapa kali lumpuh.
Alhasil, pihak situs Bank Central Australia sampai harus memutuskan untuk mengganti internet protocol (IP) agar bisa terhindar dari serangan hacker Indonesia.
Perang hacker kedua negara (Indonesia dan Australia) diprediksi masih akan terus berlanjut dalam beberapa hari ke depan. dengan target sasaran yang berbeda atau mungkin juga targetnya sama seperti sebelumnya.
Seperti diketahui, aksi “perang hacker” ini berawal dari kemarahan pihak Indonesia atas kasus penyadapan yang dilakukan pihak Australia. Aksi penyadapan yang dilakukan Australia tersebut berdasarkan dokumen rahasia yang dibocorkan oleh Edward Snowden, seorang IT yang pernah bekerja sebagai kontraktor pada Badan Keamanan Nasional AS (NSA).
Dokumen rahasia yang dibocorkan Snowden tersebut kemudian dipublikasikan oleh dua media besar Australia dan Inggris, yakni Australian Broadcasting Corporation (ABC) dan The Guardian.
Dalam dokumen tersebut menyebutkan bahwa Presiden SBY dan sembilan orang dekat SBY telah menjadi sasaran aksi penyadapan pihak badan intelijen elektronik Australia atau disebut juga Direktorat Sandi Pertahana selama 15 hari pada Agustus 2009 lalu.
Beberapa nama penting yang ada dalam daftar target penyadapan Australia itu antara lain, Wakil Presiden Boediono, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, juru bicara Kementerian Luar Negeri Dino Patti Djalal, Menko Polhukam Widodo AS, dan Menkominfo, Sofyan Djalil, dll.
ABC melaporkan bahwa dokumen rahasia tersebut menggunakan sandi ’3G impact and update’ yang berisi grafik upaya intelijen Australia untuk mengimbangi teknologi 3G yang digunakan Indonesia dan sejumlah negara kawasan Asia Tenggara lainnya.
Namun itu hanyalah kedok Australia, karena yang sebenarnya adalah mereka melakukan penyadapan terhadap pejabat-pejabat Indonesia.[HBS]