Hacker dari 3 Negara Siap Kacaukan Pemilu di Seluruh Dunia

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Peretas alias hacker dilaporkan siap melancarkan serangan siber saat gelaran pemilihan umum (pemilu) di seluruh dunia, dengan motif yang beragam. Mereka kemungkinan merupakan “utusan” sejumlah negara, perusahaan swasta, serta aktivis.

“Peretasan sedang jadi tren global. Pada 2016, pemilu di 18 negara juga kacau gara-gara aksi para peretas,” kata Andrea Little Limbago, Chief Social Scientist di Endgame, perusahaan keamanan siber, seperti dikutip Telset.id dari CNET, Kamis (11/10/2018).

Tiga negara yang selama ini dianggap paling agresif menyerang pemilu negara lain adalah Rusia, China, dan Iran.

Rusia disebut sebagai negara paling ambisius dalam melakukan serangan siber dalam pelaksanaan pemilu, terutama di negara-negara Eropa.

Lain hal dengan China, cenderung melakukan serangan ke negara-negara terdekat. Sebagai misal, China baru saja menyerang Taiwan dengan vandalisme siber dan propaganda. China juga mencuri data serta memata-matai gelaran pemilu di Kamboja.

Baca juga: 6 Kelompok Hacker Legendaris Paling Ditakuti

Bagaimana dengan Iran? Limbago menyebut, mereka tampaknya memilih fokus mengacaukan pemilu di negara sendiri daripada menyerang negara lain. Iran berani menyerang badan keuangan untuk mendanai operasi peretasan.

Iran juga diketahui telah menyerang negara-negara yang menjadi teman dari Amerika Serikat. Biasanya, serangan siber mereka ke negara-negara barat bertujuan untuk mematai-matai dan mengumpulkan informasi mengenai berbagai hal, khususnya privasi.

Akhir Agustus 2018, perwakilan sejumlah perusahaan teknologi ternama dilaporkan telah melakukan pertemuan tertutup. Mereka berbagi informasi terkait persiapan menjelang pemilu, terutama pemilu paruh waktu di Amerika Serikat.

Baca juga: Peretas China Bobol Komputer Angkatan Laut AS

Mereka melakukan konsolidasi guna memastikan tidak akan ada campur tangan pemerintah asing dalam gelaran tersebut. Facebook menginisiasi pertemuan itu dengan mengajak perwakilan belasan perusahaan teknologi, termasuk Google dan Microsoft.

Yang perlu diwadpadai, Indonesia juga menjadi negara yang akan menggelar Pemilu pada tahun depan. Isu yang berkembang menyebutkan Indonesia juga menjadi salah satu negara sasaran serangan siber.

Untuk itu, kita harus lebih waspada, jangan terpancing hoaks-hoaks yang kini semakin banyak tersebar di Internet, yang memancing kerusuhan dan perpecahan di Tanah Air. [SN/HBS]

Sumber: CNET

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI