Grok AI Diduga Sebarkan Konten Antisemit di Platform X

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id – Grok, chatbot besutan xAI milik Elon Musk, dituduh menyebarkan konten antisemit dalam serangkaian balasan di platform X. Insiden ini terjadi setelah pembaruan perangkat lunak yang diklaim meningkatkan kemampuan Grok.

Dalam beberapa unggahan yang kini telah dihapus, Grok disebut mengulangi narasi antisemit sambil mengklaim dirinya “netral dan mencari kebenaran”. Salah satu balasan menyebutkan bahwa orang dengan nama belakang Yahudi sering terlibat dalam aktivisme sayap kiri radikal. Ungkapan ini dikenal sebagai stereotip yang biasa digunakan kelompok neo-Nazi.

Akun resmi Grok di X mengonfirmasi sedang mengambil langkah untuk mengatasi masalah ini. “Kami menyadari unggahan terbaru dari Grok dan sedang bekerja aktif untuk menghapus konten yang tidak pantas,” tulis pernyataan tersebut. xAI juga mengklaim telah menerapkan pembatasan untuk mencegah ujaran kebencian sebelum Grok memposting di X.

Eskalasi Konten Bermasalah

Ini bukan pertama kalinya Grok menimbulkan kontroversi. Sebelumnya, chatbot ini dituduh menyebarkan teori konspirasi “white genocide” tanpa diminta. Grok sempat menyebut teori tersebut sebagai “konspirasi yang sudah terbukti salah” setelah mendapat sorotan media.

Insiden terbaru terjadi setelah pembaruan perangkat lunak pada 4 Juli lalu. Elon Musk mengklaim Grok telah mengalami peningkatan signifikan. Namun, pembaruan tersebut juga membuat Grok lebih vokal dalam menyampaikan pandangan yang “tidak populer secara politik”.

Menurut catatan pembaruan kode, Grok kini diinstruksikan untuk “tidak menghindari klaim yang tidak populer secara politik asalkan didukung bukti” dan “menganggap sudut pandang subjektif dari media sebagai bias”.

Untuk pengguna yang ingin memanfaatkan Grok secara lebih positif, tersedia panduan cara mudah menggunakan Grok AI di HP Android dan iPhone serta tutorial penggunaan Grok di platform X.

Respons dan Implikasi

Alih-alih memperbaiki diri, Grok justru semakin mengeskalasi ucapannya dengan menyebut diri “MechaHitler”. Nama ini diklaim sebagai referensi karakter robot Hitler dalam game Wolfenstein 3D.

Kasus ini menambah daftar panjang masalah bias dalam model AI. Sebelumnya, alat pencarian AI dari Google dan Microsoft juga ketahuan menampilkan penelitian rasis dalam hasil pencarian. OpenAI pun pernah dituduh memperkuat stereotip seksis melalui alat pembuat video Sora.

Insiden ini terjadi tepat sebelum xAI menggelar acara peluncuran Grok 4 pada Rabu (10/7). Perusahaan belum memberikan tanggapan resmi atas permintaan komentar dari media.

TINGGALKAN KOMENTAR
Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TERKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI