Telset.id, Jakarta – Gojek bantah isu merger dengan Grab yang beredar baru-baru ini. Perusahaan ride-hailing tersebut mengatakan bahwa isu merger dengan Grab yang dihembuskan tidak tepat.
Diungkapkan Chief Corporate Affairs Gojek, Nila Marita, pihaknya tidak ada rencana untuk melakukan merger dengan perusahaan yang dipimpin Anthony Tan tersebut.
“Tidak ada rencana merger, dan pemberitaan yang beredar di media terkait hal tersebut tidak akurat,” kata Nila kepada Telset.id pada Selasa (25/02/2020).
{Baca juga: Grab dan Gojek Dilaporkan akan Merger?}
Dihubungi tim secara terpisah, sampai berita ini diturunkan, perwakilan Grab belum memberikan tanggapan tekait isu merger dengan Gojek.
Sebelumnya, Grab dan Gojek dikabarkan akan melakukan merger. Kedua perusahaan ride-hailing itu dilaporkan sedang melakukan diskusi intens terkait merger perusahaan.
Berdasarkan laporan The Information, dikutip dari Mashable, keduanya telah melakukan pertemuan selama bertahun-tahun untuk membahas merger perusahaan. Akan tetapi, pertemuan makin serius selama beberapa bulan terakhir.
Namun, pembicaraan kedua perusahaan ini masih jauh dari kata sepakat. Ada beberapa penyebabnya, seperti izin untuk merger, masalah dengan saham, dan lainnya.
{Baca juga: Grab Dapat Modal Rp 9,7 Triliun dari Mitsubishi UFJ}
Gojek sendiri ingin membagi saham dalam skema 50-50. Analis dari PitchBook, Asad Hussin mengatakan bahwa langkah merger dapat mempercepat kedua perusahaan untuk mendapat laba dan menciptakan nilai signifikan bagi investor.
“(Keduanya) telah terkunci dalam perang harga karena mereka bersaing untuk pengguna baru, yang telah mengorbankan margin, bahkan ketika kedua perusahaan menghadapi tekanan dari investor untuk menunjukkan jalan menuju profitabilitas,” katanya. (NM/MF)