Fitur Autopilot Tesla Ternyata Gampang Ditipu, Ini Buktinya

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta – Satu keunggulan mobil listrik Tesla adalah keberadaan fitur Autopilot. Fitur canggih tersebut memungkinkan mobil melaju secara otomatis tanpa bantuan sopir manusia. Kinerja fitur nyaris sempurna.

Saat mobil digunakan di jalan tidak rata, sensor akan otomatis menjaga kendali. Dengan demikian, mobil tetap berjalan sesuai jalur secara otomatis. Namun, teknisi Telsa sepertinya perlu memperbaiki fitur andalan itu.

Menurut peneliti dari Tencent Keen Security Lab, sistem Autopilot di Tesla mudah ditipu. Mereka menipu sistem itu dengan menaruh stiker di tanah. Gara-gara ada stiker di jalan, mobil pun melenceng dari jalur.

Laporan Ubergizmo, seperti dikutip Telset.id, Rabu (3/4/2019), peneliti dari Tencent Keen Security Lab juga menambahkan suara di penanda jalan. Sistem Autopilot di mobil Tesla pun beranggapan tidak ada jalur di jalan.

Para peneliti juga menambahkan stiker sehingga mobil terkecoh dan melaju di jalur yang berlawanan. Secara teori, jalur palsu bisa diciptakan supaya mobil melaju ke arah dan tujuan yang diinginkan oknum jahat.

Melihat ada ketidakberesan, para peneliti langsung melaporkannya kepada Tesla.Tesla langsung merespons dengan memperbaiki kelemahan sistem Autopilot. Meski demikian, publik menilai sistem otonom belum sempurna.

Belum lama ini, Richard Zhu dan Amat Cam berhak membawa pulang mobil Tesla Model 3. Dua hacker tersebut menjuarai kompetisi Pwn2Own setelah berhasil menunjukkan lubang keamanan atau bug Tesla Model 3.

Menurut laporan TechRadar, dikutip Telset.id, Senin (25/3/2019), selain membawa pulang mobil listrik buatan perusahaan Elon Musk, Richard Zhu dan Amat Cam menerima pula uang tunai senilai USD 375 ribu atau sekira Rp 5,3 miliar.

Pwn2Own adalah kompetisi tahunan terkait peretasan yang diadakan oleh Zero Day Initiative (ZDI) milik Trend Micro. Sejak mengadakan Pwn2Own pada 12 tahun lalu, ZDI telah memberikan hadiah senilai total USD 4 juta atau Rp 57 miliar.

Richard Zhu dan Amat Cam selama ini dikenal sebagai tim Fluoroacetate. Mereka berhasil mendemonstrasikan penelitian di browser internet Tesla Model 3. Hal itu dilakukan hanya beberapa menit setelah mereka memasuki mobil tersebut.

Informasi menyebut, mereka menggunakan bug JIT untuk menampilkan pesan yang diinginkan. Bug JIT atau just-in-time bisa digunakan untuk mengacuhkan memori pengacakan data yang biasanya untuk melindungi informasi rahasia.

Tesla pun berjanji akan merilis pembaruan guna menutup celah keamanan itu sebelum dimanfaatkan oleh para peretas. Tesla berterima kasih kepada peneliti yang telah menemukan celah keamanan di mobil listrik Model 3.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini


ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI