JAKARTA – Googel telah mengumumkan menghentikan proyek kacamata pintarnya, Google Glass mulai tanggal 19 Januari 2015 lalu. Lantas, apakah Google benar-benar menyerah untuk membuat kaca mata pintar?
Google telah menghentikan penjualan versi pertama Google Glass dan menutup Program Explorer pada bulan Januari. Google menyatakan bahwa akan memindahkan proyek dari laboratorium penelitian Google X ke dalam unit tersendiri. Ivy Ross tetap menjadi kepala tim Glass, dan CEO Nest, Tony Fadell ditunjuk sebagai pengawas divisi tersebut.
Perubahan memicu spekulasi bahwa Google akan meninggalkan Glass. Namun, Executive Chairman Google, Eric Schmidt Schmidt mengatakan kepada The Wall Street Journal bahwa mereka telah menunjuk Tony Fadell untuk mengawasi strategi pemasaran Glass, hingga nantinya perangkat tersebut siap secara komersial untuk dipasarkan.
“Ini (Proyek Glass) adalah platform yang besar dan sangat penting bagi Google. Kami mengakhiri program Explorer dan pers telah memberitakan bahwa kami telah mengakhiri proyek Glass. Anggapan itu salah. Google memiliki keyakinan dalam mengambil resiko dan sama sekali tak ada niat dari kami untuk mengakhirinya,” ujar Eric Schmidt.
Menurut Schmidt, sSeperti dilansir telsetNews dari The Wall Street Journal, Selasa (24/3/2015), Glass seperti juga proyek mobil dengan sistem pengendaraan otomatis (self-driving Google) adalah proyek jangka panjang.
“Itu seperti mengatakan mobil self-driving adalah sebuah kegagalan karena sampai sekarang belum bisa mengantarkan Anda ke suatu tempat. Padahal pengembangan terknologi seperti itu membutuhkan waktu,” tandasnya.[HBS]