Jakarta – Apple dan Samsung memang masih sebagai penguasa pasar smartphone global. Namun kedua raksasa ini harus mulai waspada, karena para rivalnya asal China mulai merengsek naik. Huawei dan Lenovo menjadi dua vendor yang paling agresif memperluas pasar.
Dalam laporan terbaru yang dirilis lembaga riset Strategy Analytcs, sepanjang kuartal pertama 2014 telah ada 285 juta unit smartphone yang dikapalkan ke seluruh dunia. Jumlah itu menunjukan peningkatan 33% dibanding periode yang sama tahun 2013.
Meski masih menguasai pangsa pasar smartphone, namun Samsung dan Apple justru sedikit mengalami penurunan. Tergerusnya pasar kedua vendor tersebut disebabkan oleh semakin kuatnya tekanan yang diberikan oleh para rivalnya asal China, terutama dua ‘kuda hitam’ yang paling agresif memperluas pasarnya ke Eropa, yakni Lenovo dan Huawei.
Menurut para analis di Strategy Analytcs, Samsung masih berada di posisi teratas dengan berhasil mengapalkan 89 juta unit smartphone. Namun harus dicatat, untuk pertama kalinya sejak tahun 2009, pangsa pasar Samsung turun, yakni dari 32% menjadi 31%.
Sementara Apple berhasil mengapalkan 43,7 juta unit iPhone di kuartal pertama 2014, atau menguasai 15% pangsa pasar. Dan sama seperti Samsung, Apple juga mengalami penurunan dari sebelumnya memiliki pangsa pasar sekitar 17%.
“Samsung terus menghadapai persaingan yang ketat dari Apple di segmen premium, dan di kelas low-end tekanan diberikan brand China, seperti Huawei dan Lenovo,” terang Neil Mawston, Executive Director Strategy Analytics yang telsetNews kutip dari techcrunch, Rabu (30/4/2014).
“Sedangkan Apple masih tetap kuat di segmen smartphone premium, namun banyak kehilangan pasar di negara berkembang karena tidak memiliki produk entry level,” tambah Mawston.
Menurunnya pangsa pasar Samsung dan Apple dari sebelumnya yang jika digabung sebesar 50% turun menjadi 47% karena mendapat tekanan yang cukup kuat dari vendor-vendor asal China, seperti Lenovo dan Huawei yang kini masing-masing menguasai sekitar 5% pangsa pasar.
“Huawei sedang aktif berekspansi ke Eropa dan Lenovo tumbuh sangat agresif di luar China. Dan andai akuisisi Motorola oleh Lenovo bisa rampung beberapa bulan ke depan, maka akan ada kekuatan lebih besar yang siap menjegal Samsung dan Apple di paruh kedua tahun ini,” ujar Mawston.
Seperti diketahui, pada Januari lalu Google mengumumkan akan menjual anak perusahaannya Motorola Mobility ke Lenovo. Dalam kesepakatan perjanjian, dikatakan Google melepas Motorola senilai USD 2,91 miliar atau setara dengan Rp 35 triliun.
Nilai jual yang ditawarkan Google terhadap Lenovo ini jauh lebih murah jika dibandingkan dengan waktu membeli pertama Motorola. Perusahaan internet raksaksa tersebut, membelinya senilai USD 12.5 miliar. Namun, Google masih mendapatkan ribuan hak paten, yang menjadi nilai investasinya di ranah industri teknologi.[HBS]