Telset.id, Jakarta – Rupanya software tidak berizin alias software bajakan bukan hanya digunakan oleh pengguna PC rakitan garapan gerai-gerai penjual dan servis komputer lokal, tapi juga oleh produsen mobil mewah ternama sekelas Mercedes-Benz.
Hal ini diungkapkan oleh Kementerian Transportasi Jerman awal pekan ini, yang mengatakan bahwa 774.000 mobil Mercedes-Benz alias Mercy di Eropa ketahuan memiliki perangkat lunak tak berizin atau software bajakan. Otoritas ini juga memerintahkan Daimler untuk menarik lebih dari 200.000 mobil di Jerman
Menurut Channel News Asia, Selasa (12/6/2018), model Mercedes Benz yang terbukti memiliki perangkat lunak tak berizin antara lain C-Class dan Vito bermesin diesel dan varian utilitas sport dari sedan, yang dikenal sebagai GLC.
“Pemerintah akan memerintahkan 238.000 kendaraan Daimler untuk segera ditarik ke seluruh Jerman karena perangkat kekalahan yang tidak sah,” kata Kementerian Transportasi Jerman.
Masalahnya otoritas Jerman hanya dapat menyerukan penarikan kendaraan di dalam perbatasannya sendiri atau kendaraan yang dikeluarkan dengan sertifikasi kelayakan jalan pan-Eropa melalui otoritas Jerman.
Daimler dipastikan telah berjanji untuk menghapus software bajakan tersebut dan bekerja sama dengan pihak berwenang.
Chief Executive Daimler Dieter Zetsche mengatakan bahwa mereka telah menemukan solusi teknis untuk memperbarui perangkat lunak pada kendaraannya. Oleh karena itu dia berharap perusahaan tidak mendapat sanksi denda.
Dalam pernyataan terpisah, Daimler mengkonfirmasi penarikan tersebut dan mengatakan pertanyaan atas legalitas perangkat lunak masih perlu diklarifikasi.
Baca juga: Mercedes dan Bosch ‘Drive Test’ Mobil Tanpa Awak
Analis Evercore ISI Arndt Ellinghorst memperkirakan biaya untuk memperbarui perangkat lunak untuk Daimler tidak akan mencapai 100 juta euro (US $ 118 juta) atau sekitar Rp 1,6 triliun.
“Kami tidak melihat bukti bahwa Daimler sedang merancang perangkat lunak untuk secara sengaja menyontek pengujian emisi. Secara keseluruhan, hasil ini akan memiliki risiko pada saham,” katanya.
Baca juga: Mercedes dan Bosch ‘Drive Test’ Mobil Tanpa Awak