Dua Satelit Rusia Intai Satelit Mata-mata AS

REKOMENDASI
ARTIKEL TERKAIT

Telset.id, Jakarta  – Seorang komandan Pasukan Luar Angkasa Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa dua satelit Rusia menguntit satelit mata-mata AS di atas Bumi. Jaraknya 100 mil dari pesawat ruang angkasa bernilai miliaran dolar AS.

Jenderal John “Jay” Raymond mengatakan bahwa satelit Rusia diluncurkan pada November 2019 dan gerakannya tidak biasa alias mengganggu.

“Ia memiliki potensi untuk menciptakan situasi berbahaya di luar angkasa,” katanya, seperti dikutip Telset.id dari New York Post, Rabu (12/2/2020).

{Baca juga: Peretas Rusia Bajak Mata-mata Iran Serang 20 Negara}

Para ahli menyatakan keprihatinan tentang apa yang dapat dipelajari Moskow dari foto-foto pesawat ruang angkasa jarak dekat. Apalagi, pemerintahan Trump baru-baru ini meminta anggaran pertahanan yang akan menjaga pengeluaran tidak darurat sebesar USD 705 miliar.

Pasukan Luar Angkasa  AS akan menerima USD 15,4 miliar untuk menarik 6.400 anggota dari Angkatan Udara. Mandat Angkatan Udara adalah untuk meningkatkan perlindungan satelit AS dan aset ruang angkasa lain daripada menempatkan pasukan di orbit untuk bertempur.

Trump awalnya menginginkan Pasukan Luar Angkasa AS “terpisah” tetapi setara dengan Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Darat. Namun demikian, Kongres tidak sepakat. Kongres menjadikannya sebagai bagian dari Departemen Angkatan Udara AS.

Rusia dilaporkan meluncurkan satelit ke orbit pada November tahun lalu. Ketika sudah berada di orbit, satelit itu terbelah menjadi dua satelit terpisah. Seorang pakar membandingkannya dengan “boneka bersarang Rusia.” Satelit itulah yang diyakini melakukan pengintaian.

{Baca juga: iPhone Donald Trump Disadap Mata-mata China dan Rusia}

Kremlin bersikeras bahwa satelit Rusia hanya melakukan eksperimen di luar angkasa. Akan tetapi, pelacak satelit amatir menggunakan data publik untuk berteori bahwa satelit Rusia “dirancang secara cerdik” untuk memantau satelit mata-mata AS selama menjalankan misi sulit di orbit.

“Sudah jelas bahwa Rusia sedang mengembangkan kemampuan on-orbit yang berupaya mengeksploitasi ketergantungan kita kepada sistem berbasis luar angkasa. Kami bakal melakukan upaya lebih lanjut untuk mengatasi persoalan ini,” kata Raymond kepada Time. [SN/HBS]

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

ARTIKEL TEKINI
HARGA DAN SPESIFIKASI